Harapkan Media Sajikan Fakta soal Reklamasi Teluk Benoa
jpnn.com - JAKARTA - Pemerhati komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra mengingatkan publik agar tak mudah percaya dengan informasi di media terkait pemberitaan tentang reklamasi Teluk Benoa di Bali. Menurutnya, media justru sering memberitakan hal yang tak sesuai fakta terkait reklamasi Teluk Benoa yang masih menjadi kontroversi.
"Terutama media lokal. Kasihan masyarakat Bali disuguhi informasi pelintiran,” ujar Iswandi dalam rilisnya ke media, Kamis (27/11).
Menurutnya pemberitaan seputar Teluk Benoa memang cukup menarik perhatian media lokal di Bali. Sebab selain menyangkut isu lingkungan dan budaya, reklamasi itu juga menyangkut kepentingan investasi yang besar.
Yang terkini, muncul pula konsep revitalisasi Teluk Benoa. Menurut Iswandi, isu revitalisasi itu cukup menarik.
"Isu revitalisasi Teluk Benoa ini menarik. Seharusnya media massa terutama media lokal mengambil peran menyajikan informasi yang dibutuhkan masyarakat Bali, bukan memprovokasi", ujar penulis buku “Rezim Media” itu.
Iswandi pun mengingatkan bahwa media massa tidak perlu terlibat mendukung atau menolak revitalisasi Teluk Benoa. Menurutnya, media cukup menyajikan informasi secara objektif berdasarkan fakta yang ada.
"Sajikan informasi secara objektif berdasarkan fakta dan prinsip verifikasi. Selanjutnya serahkan pada rakyat dan pemerintah Bali untuk memutuskannya", pinta mantan komisioner KPI tersebut. (fat/jpnn)