Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Harga Bahan Pangan Kerek Inflasi

Rabu, 02 Juli 2014 – 08:07 WIB
Harga Bahan Pangan Kerek Inflasi - JPNN.COM

JAKARTA - Menjelang dan memasuki awal puasa, harga bahan pangan merangkak naik. Ini terlihat dari inflasi Juni yang tercatat 0,43 persen atau lebih tinggi dibanding Mei yang masih 0,16 persen.
   
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan, inflasi Juni didorong kelompok bahan makanan yang mencatat kenaikan tertinggi hingga 0,99 persen. Kemudian, disusul kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,38 persen.

Lalu, kelompok kesehatan 0,36 persen; berikutnya makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,32 persen.
   
Selanjutnya, kelompok sandang mencatat inflasi 0,30 persen; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,08 persen.

"Naiknya harga bahan pangan ini bersifat musiman karena menjelang puasa," ujarnya di kantor BPS kemarin (1/7).
   
Suryamin menyebutkan, kenaikan harga bahan pangan tertinggi terjadi pada bawang merah yang selama Juni naik 11,9 persen. Lalu, telur ayam ras naik 6,61 persen dan daging ayam ras melejit 5,15 persen. Beberapa komoditas pangan lain yang harganya juga naik adalah beras, tomat sayur, dan bawang putih.
   
Sementara itu, harga cabai rawit dan cabai merah justru turun karena sedang masa panen sehingga pasokan melimpah. "Secara umum, permintaan bahan pangan menjelang puasa memang naik. Jadi, harga pun ikut naik," ucapnya.
   
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara menerangkan, meski meningkat, inflasi pada Juni 2014 masih sesuai dengan pola historisnya dan tetap terkendali. Kenaikan IHK yang mencapai 0,43 persen dibandingkan Mei (month to month/mtm) dipicu momen menjelang puasa dan Lebaran.

"Secara historis, dalam beberapa tahun terakhir rata-rata 0,56 persen (mtm). Secara tahunan, inflasi 6,7 persen (year on year/yoy), masih melanjutkan tren penurunan yang terjadi sejak awal 2014. Efek kenaikan BBM sudah kembali normal," terangnya.
   
Inflasi menjelang Ramadan masih didorong volatile food yang mencapai 1,06 persen (mtm) atau 6,74 persen (yoy). Inflasi inti masih terkendali dan stabil di kisaran 0,25 persen (mtm) atau 4,81 persen (yoy).
   
Hal tersebut didukung penurunan harga komoditas global sehingga dapat mengompensasi depresiasi rupiah. Selain itu, permintaan di dalam negeri terhadap importasi masih termoderasi sehingga ekspektasi inflasi tetap terjaga.
   
Meski demikian, inflasi administered prices sedikit meningkat menjadi 0,45 persen (mtm) atau 13,47 persen (yoy). Penyebabnya adalah penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga dengan daya listrik lebih dari 6600 va.
   
Dengan kondisi tersebut, pihaknya menilai inflasi hingga Juni 2014 positif bagi pencapaian sasaran inflasi 4,5 persen plus minus 1 persen. Serta, target inflasi 4 persen plus minus 1 persen pada 2015. "Kami tetap mencermati berbagai risiko inflasi pada semester kedua tahun ini. Misalnya, potensi meningkatnya harga pangan karena El Nino," jelasnya.
   
Di tempat terpisah, Kepala BPS Jatim M. Sairi Hasbullah mengungkapkan, inflasi Jatim pada Juni lalu tercatat 0,36 persen. "Jika dibandingkan dengan nasional, inflasi Jatim lebih rendah," ujarnya kemarin (2/7).
   
Di antara delapan kota IHK di Jatim, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,70 persen, diikuti Kediri 0,52 persen, Probolinggo 0,47 persen, Madiun 0,43 persen, Banyuwangi dan Surabaya masing-masing 0,37 persen, serta Malang 0,31 persen. Inflasi terendah terjadi di Jember dengan 0,12 persen.
   
Inflasi Jatim dipicu kenaikan indeks kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi tertinggi, yakni 0,19 persen. Lalu, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau; kelompok perumahan; serta kelompok kesehatan, pendidikan, rekreasi, dan olahraga.
   
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang menghambat laju inflasi Juni adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan sumbangan -0,01 persen.

Adapun komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, tarif listrik, bawang putih, tomat sayur, semen, rujak, emas perhiasan, dan makanan ringan (snack). (owi/gal/dee/c17/oki)

JAKARTA - Menjelang dan memasuki awal puasa, harga bahan pangan merangkak naik. Ini terlihat dari inflasi Juni yang tercatat 0,43 persen atau lebih

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close