Hari Pahlawan Jadi Momentum Penegasan Komitmen bagi Dwiwarna
jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan, peringatan Hari Pahlawan bukan sekadar momentum untuk menghormati jasa para pahlawan bangsa. Menurutnya, Hari Pahlawan adalah penegasan atas komitmen terhadap Sang Dwiwarna Merah Putih sebagai satu-satunya bendera Indonesia.
Hasto menuturkan, ada peristiwa yang melatari 10 November 1945 di Surabaya. Sebelum peristiwa pada tanggal yang akhirnya ditetapkan menjadi Hari Pahlawan itu ada insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato atau Hotel Oranje.
Peristiwa di Hotel Yamato terjadi pada 19 September 1945. Bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato dirobek.
Warna biru pada bendera Belanda dirobek, sehingga menyisakan merah dan putihnya saja. “Para pejuang bangsa berhasil memanjat Hotel Oranje Surabaya, merobek warna biru dalam bendera Belanda, dan menghadirkan Merah Putih, bendera nasional Indonesia raya,” ujar Hasto, Sabtu (10/11).
Karena itu Hasto menegaskan, bendera Merah Putih merupakan lambang perjuangan anak negeri yang disertai niatan tulus. Menurutnya, kemerdekaan dan berdaulat di negeri sendiri adalah harga mati bagi para pejuang.
“Mereka berjuang bagi kejayaan negeri tanpa pernah mengalkulasi apa yang didapat dari Ibu Pertiwi. Itulah dedication of life,” katanya.
Hasto menambahkan, sekarang adalah saat menghadirkan pahlawan-pahlawan masa kini. Salah satunya adalah para pahlawan Merah Putih pada ajang Asian Games 2018 di JAkarta dan Palembang beberapa waktu lalu.
“Kibaran bendera Merah Putih kini menjadi simbol perjuangan dan prestasi bagi keharuman negeri. Semangat inilah yang bangkit kembali pada momentum Asian Games dan Asian Para Games,” tegasnya.(tan/boy/jpnn)