Hebat, Mualaf ini Mampu Sekolahkan 1000 Anak Tak Mampu
jpnn.com - Berangkat dari keprihatinan melihat banyaknya anak telantar di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, membuat Chaim Fetter bersama teman-temannya berinisiatif membentuk yayasan sosial. Tujuannya tentu untuk memberikan bantuan, baik di bidang kemanusiaan, pendidikan, dan kesehatan.
Bernama Yayasan Peduli Anak (YPA), lembaga sosial yang berdiri satu dekade silam itu telah berhasil memberikan pengaruh positif. Di antaranya adalah mampu menyekolahkan lebih dari 1.000 anak dari keluarga prasejahtera.
Menurut Chaim yang merupakan ekspat asal belanda dan pendiri website jual beli Jualo.com itu, bukan hal yang mudah mendirikan yayasan sosial. ”Di tahun 2006, kami hanya fokus untuk menjadikan yayasan ini sebagai rumah dan tempat untuk mendidik anak jalanan,” terangnya.
Hal itu tidak lepas dari keterbatasan dana yang dia miliki. Untungnya, seiring berjalan waktu, semakin banyak sahabat dan donator yang ikut membantu keberadaan yayasan tersebut. Puncaknya, saat tahun lalu, Chaim diundang sebagai bintang tamu di acara TV talkshow populer di Indonesia, Kick Andy.
“Semakin banyaknya jumlah anak yang dibantu dan program-program yang dikembangkan, kami sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat,” tambah Chaim. “Kami berharap semakin banyak donatur dari Indonesia yang bergabung karena Peduli Anak memberi peluang emas bagi mereka untuk membuat perubahan di negeri sendiri dengan membantu kelompok yang paling rentan, yaitu anak-anak tak mampu,” tutup Chaim.
Saat ini terdapat tiga asrama untuk 90 mantan anak jalanan, anak kurang mampu dan terlantar, satu Sekolah Dasar dengan sistem full day school, sekolah keterampilan, dapur umum, area bermain, lapangan olah raga, klinik, mushola dan fasilitas pendukung lainnya. Semua fasilitas tersebut diberikan secara cuma-cuma dan terbuka untuk anak-anak serta warga di desa-desa sekitar YPA.
Yayasan yang terletak di Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat ini dibangun di area seluas 1,5 hektar. Yayasan ini merupakan pusat perkembangan anak terbesar di Lombok. ”Semoga dengan kepedulian kita bersama, anak-anak yang tidak beruntung tadi mampu menatap masa depannya dengan lebih cerah,” tegas mualaf yang sudah menikah dengan gadis asal Surabaya tersebut. (jpnn/pda)