Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Hidayat: Bagaimana Nasib WNI Eks ISIS yang Tidak Membakar Paspor?

Kamis, 13 Februari 2020 – 16:36 WIB
Hidayat: Bagaimana Nasib WNI Eks ISIS yang Tidak Membakar Paspor? - JPNN.COM
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) saat Sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika) di kawasan Kampung Johar Baru, Jakarta, Senin (10/2/2020). Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid sepakat dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak memulangkan ratusan WNI eks ISIS dari Timur Tengah.

"Secara prinsip saya sepakat mereka yang telah menyatakan diri keluar dari Indonesia, mengafirkan Indonesia, membakar paspor Indonesia, berperang dengan ISIS, ini memang wajar kalau mereka tidak dipulangkan ke Indonesia," ucap Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/2).

Namun demikian, kata dia, bagaimana dengan mereka yang berangkat ke Suriah bukan atas kehendak sendiri, tidak ikut perang, dan tidak membakar paspor.

"Karena belum ada keputusan mereka dicabut kewarganegaraan Indonesianya, mereka tidak mencabut kewarganegaraannya, mereka tidak membakar paspor mereka, ini bagaimana?" kata dia.

Sejauh ini, pemerintah hanya membuka ruang untuk kembali bagi anak-anak WNI eks ISIS dengan usia di bawah 10 tahun. Bagaimana juga dengan yang umurnya 11 tahun, 15 tahun, tetapi berangkat ke sana karena diajak orang tuanya atau tertipu dengan iklanya dan di sana juga tidak melakukan apa-apa.

"Ini harus bagaimana? Menurut saya penting betul pemerintah kembali pada konstitusi. Di dalam konstitusi tentu ada hak warga negara yang kemudian bisa gugur seperti kelompok pertama. Ada hak warga yang tetap menjadi bagian dari hak warga bangsa Indonesia," ujarnya.

Atas perdebatan itu, Hidayat meminta agar pemerintah punya langkah penyelesaian. "Bagi mereka yang belum dicabut kewarganegaraan Indonesia, tentu negara perlu mempertimbangkan lebih serius lagi," ujarnya. (fat/jpnn)

Bagaimana juga dengan yang umurnya 11 tahun, 15 tahun, tetapi berangkat ke sana karena diajak orang tuanya atau tertipu dengan iklanya dan di sana juga tidak melakukan apa-apa.

Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News