Hidayat: Pendidikan Karakter Penting untuk Hadapi MEA
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua MR Hidayat Nur Wahid menyatakan bahwa Indonesia harus mampu menghadapi gempuran globalisasi tanpa kehilangan karakternya. Menurutnya, Indonesia mempunyai nilai-nilai dasar untuk menghadapi globalisasi.
Hidayat mengatakan, Indonesia kini sudah memasuki Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sehingga nilai-bilai asing pun semakin mudah masuk. "Kita mempunyai kemampuan karena memiliki pijakan Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika untuk menghadapi globalisasi tanpa meninggalkan karakter," katanya dalam seminar di program Pascasarjana UHAMKA, Jakarta, Senin (28/3).
Dalam seminar bertema Pendidikan sebagai Pilar Kekuatan Bangsa Menghadapi MEA hasil kerja sama DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan Program Pascasarjana UHAMKA itu Hidayat membawakan makalah berjudul Pendidikan dan Pembinaan Karakter Bangsa Menuju Indonesia Berkemajuan. Menurutnya, MPR punya kepedulian terhadap pendidikan karakter bangsa.
Hidayat menegaskan, MPR senantiasa mendorong agar semua tingkat pendidikan nasional memasukkan nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kurikulum, sekaligus menjadikan implementasinya sebagai tolok ukurnya. Hidayat lantas menyinggung keberadaan Tap MPR No VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan.
Tap itu juga memuat tentang visi pendidikan. "Pendidikan yang melahirkan sumber daya andal dan berakhlak mulia. Sumber daya manusia yang memiiki keimanan dan ketakwaan. Inilah pendidikan berkarakter," ujarnya.
Hidayat menambahkan, pendidikan yang memuat Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika akan menghasilkan manusia Indonesia yang unggul dan berkarakter. "Pendidikan unggul membuat manusia Indonesia berkarakter bukan manusia liberal, kapitalis, atheis, radikalis tapi memiliki keimanan dan ketaqwaan serta akhlak yang mulia," katanya.
Pendapat senada datang dari Direktur Pascasarjana UHAMKA, Abdurrahman A. Ghani yang juga menjadi pembicara dalam seminar itu. Menurutnya, Indonesia dalam menghadapi MEA harus memiliki prasyarat unggul agar mampu bersaing dengan negara lain.
"Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki daya saing, kualitas diri, kemampuan bahasa asing, serta penampilan (performance)," katanya.(adv/ara/JPNN)