IDF Bantu 8 Keluarga TNI yang Gugur di Papua
jpnn.com - JAKARTA - Kasum TNI Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, menyatakan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas atensi, simpati dan dukungan serta bantuan yang diberikan Indonesian Diaspora Foundation (IDF) terhadap keluarga TNI yang gugur dalam melaksanakan tugas di Papua.
Hal tersebut dikatakan Marsdya TNI Boy Syahril Qamar, mewakili Panglima TNI usai menyaksikan penyerahan santunan IDF, diserahkan oleh Ketua IDF, Sonita Lontoh kepada perwakilan keluarga TNI yang gugur dalam melaksanakan tugas di Papua, di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Selasa (20/8).
"Atas nama Panglima TNI dan seluruh keluarga besar TNI khususnya keluarga para prajurit TNI yang gugur dalam melaksanakan tugas di Papua, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas atensi, simpati dan dukungan serta bantuan IDF kepada keluarga TNI," kata Marsdya TNI Boy Syahril Qamar.
Kegiatan ini lanjutnya, patut dihargai dan dapat dijadikan modal bagi komunitas lain dalam rangka kepedulian sosial sesama anak bangsa Indonesia. "Apabila hal ini dapat ditumbuhkembangkan maka kebersamaan dan rasa solidaritas akan semakin baik untuk membangun NKRI yang maju dan berdaulat”, kata Kasum TNI.
Dalam kesempatan yang sama, Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengatakan aksi penembakan yang telah menewaskan delapan prajurit TNI di Kabupaten Puncak Jaya Papua, 21 Maret 2013 menjadi perhatian IDF.
"Salah satu bentuk perhatian, IDF melakukan penggalangan dana diprakarsai Diaspora Indonesia yang berada di Amerika Serikat sebagai solidaritas untuk membantu delapan keluarga TNI yang gugur dalam melaksanakan tugas," kata Dino.
Kegiatan tersebut lanjut Dino, berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp171.011.900, dan diserahkan kepada keluarga korban masing-masing mendapatkan Rp21.500.000.
Kedelapan korban yang mendapat bantuan yaitu, keluarga almarhum Sertu M. Udin, Sertu Frans Hera, Sertu Ebih Juliana, Sertu Ramadhan Amang, Praka Wemprit, Praka Jojo Wihardjo, Pratu Mustofa dan Pratu Wahyu Prabowo. (fas/jpnn)