IHSG Tertinggi Sepanjang Masa
jpnn.com - JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak positif sepanjang pekan ini. Secara kumulatif, Bursa Efek Indonesia (BEI) menanjak 3,4 persen sepanjang pekan. Pada penutupan perdagangan kemarin IHSG melejit 70,702 poin (1,34 persen) ke 5.323,88.
Itu merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Begitu pula dengan kumpulan 45 saham terlikuid dalam indeks LQ45 melesat 15,74 poin (1,73 persen) ke 926,52.
Kali ini Investor asing mengambil peran cukup signifikan dengan melakukan pembelian bersih (foreign net buy) Rp 1,611 triliun. Namun secara kumulatif sejak awal tahun sampai kemarin investor asing masih mencatat penjualan bersih (foreign net sell) Rp 1,308 triliun.
Meski sepanjang pekan IHSG melesat 3,4 persen, secara kumulatif sejak awal 2015 sampai kemarin IHSG baru membukukan kenaikan 1,85 persen.
Kenaikan bursa Indonesia sejalan dengan positifnya hampir semua pasar modal Asia. Indeks Straits Times menanjak 41,21 poin (1,22 persen) ke 3.411,50. Indeks Nikkei 225 naik 182,73 poin (1,05 persen) ke 17.511,75.
Indeks Composite Shanghai menguat 8,42 poin (0,25 persen) ke 3.351,76. Indeks Hang Seng melesat 327,82 poin (1,34 persen) ke 24.850,45.
Tim analis PT Valbury Asia Securities menilai, keputusan yang diambil Bank Sentral Eropa (ECB) akan memberikan optimisme terhadap perekonomian global. Presiden ECB Mario Draghi pada Kamis lalu mengumumkan Bank Sentral Eropa akan membeli obligasi bulanan USD 60 miliar mulai Maret sampai September 2016. Kebijakan itu memengaruhi rebound harga minyak dunia.
Saham sektor energi dan industri yang belakangan tertekan seiring penurunan harga minyak mulai mendapat angin segar. Kinerja saham perusahaan energi diprediksi membaik.
Keputusan yang diambil ECB mendorong indeks Wall Street di AS kembali naik di hari keempat secara beruntun. Kebijakan itu ditunggu-tunggu pasar karena zona Euro sedang berjuang dengan stagnannya inflasi danpertumbuhan ekonomi yang melambat.
"Draghi mengatakan di Frankfurt bahwa kenaikan yang agresif dalam neraca keuangan bank akan membantu mendorong inflasi kembali naik menuju 2 persen. Namun risiko ekonomi masih tetap turun," beber tim analis PT Valbury Asia Securities. (gen/oki)