IMO Desak Hentikan Arus Imigran dalam Perahu Kecil
jpnn.com - SINGAPURA - Tekanan untuk menyelesaikan arus imigran di Laut Mediterania kian menguat. Kali ini desakan penyelesaian datang dari Organisasi Maritim Internasional (IMO).
Lembaga maritim milik PBB tersebut menegaskan, jika tidak ada penanganan yang serius, sangat mungkin sampai akhir tahun ini bakal ada 500 ribu imigran yang bermigrasi ke Eropa.
"Ini adalah masalah yang serius. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk benar-benar memikirkan langkah bagaimana menghentikan arus imigran dalam perahu kecil yang tidak aman dan berbahaya ini. Kita harus mengambil tindakan," tegas Sekjen IMO Koji Sekimizu dalam konferensi dan pameran maritim di Singapura kemarin (22/4).
Dia menegaskan, sepanjang tahun lalu ada 170 ribu imigran yang mengarungi Laut Mediterania menuju Eropa. Dari jumlah tersebut, tiga ribu orang harus merenggang nyawa di tengah laut itu.
Tahun ini bukan hanya imigran yang datang yang naik drastis, jumlah korban yang tewas juga meningkat. Sampai dengan kemarin, sudah ada 1.754 orang yang tewas saat melintasi Laut Mediterania. Termasuk lebih dari 800 imigran asal Syria, Somalia, dan Eritrea pada Minggu (19/4).
"Jika tidak melakukan apa pun, saya rasa tahun ini kita akan melihat setengah juta imigran yang menyeberangi Laut Mediterania dan berpotensi mengakibatkan kira-kira sepuluh ribu kematian," tegasnya.
Sementara itu, pihak kepolisian Italia dan Jerman tengah mengejar pelaku utama penyelundupan orang ke Benua Eropa. Dua di antaranya diidentifikasi sebagai Mered Medhanie dari Eritrea dan Ermias Ghermay.
Selama dua tahun menyelundupkan orang melalui Laut Mediterania, mereka telah mengeruk keuntungan Rp 1,4 triliun. Polisi merilis hasil penyadapan percakapan telepon kedua penyelundup.
Dari situ, dua penyelundup tersebut menertawakan kejadian terbaliknya kapal yang menewaskan ratusan orang pada Minggu lalu. (AFP/Daily Mail/sha/c22/tia/jpnn)