Indeks Menguat Tipis
jpnn.com - JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 10,550 poin (0,19 persen) ke level 5.447,648 pada penutupan perdagangan Selasa (24/3). Sementara, kumpulan 45 saham paling likuid dalam indeks LQ45 naik 0,824 poin (0,09 persen) ke level 947,819.
Frekuensi transaksi perdagangan reguler hari ini mencapai 223.449 kali dengan volume 4,026 miliar saham atau Rp 5,634 triliun. Sebanyak 128 saham naik, 188 saham turun, dan selebihnya stagnan.
Saham-saham berhasil naik dengan nilai tertinggi (top gainers) antara lain Bank of India (BSWD) naik 800 (25,00 persen) ke level 4.000. Unilever (UNVR) naik 325 (0,84 persen) ke level 38.950. Tower Bersama (TBIG) naik 225 (2,46 persen) ke level 9.375. Bank BCA (BBCA) naik 175 (1,21 persen) ke level 14.625.
Sebaliknya, saham-saham dengan penurunan nilai paling dalam (top losers) di antaranya Gudang Garam (GGRM) turun 850 (1,63 persen) menjadi 51.375. Bank Mega (MEGA) turun 300 (12,00 persen) menjadi 2.200. Sarana Menara (TOWR) turun 190 (4,75 persen) menjadi 3.810. Mayora Indah (MYOR) turun 150 (0,52 persen) menjadi 28.850.
Tim Analis PT Valbury Asia Securities menyebut Bank Dunia memberikan apresiasi pada kebijakan reformasi subsidi BBM yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Belanja pemerintah untuk infrastruktur yang meningkat tajam telah memberi nilai positif tersendiri. ”Anggaran infrastruktur yang naik dua kali lipat ini dapat membantu meningkatkan permintaan dan mempercepat belanja investasi tetap, yang saat ini berkembang hanya 4,3 persen tahun-ke-tahun.”
Namun, harga minyak yang rendah serta minimnya ketaatan pajak dapat mengurangi penghematan dari reformasi subsidi yang telah dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah butuh kebijakan tegas yang berkelanjutan. ”Untuk jangka panjang, Indonesia akan memperoleh manfaat jika bisa memperbaiki sektor penerimaan, termasuk dari sektor non-minyak,” terusnya.
Lembaga keuangan internasional lainnya yang juga mengomentari hal positif bagi Indonesia adalah dari IMF. Kebijakan ekonomi yang diambil oleh Pemerintah Indonesia dan fleksibilitas nilai tukar selama 18 bulan terakhir ini dianggap sebagai pendukung yang memperkuat fundamental ekonomi makro dan sebagai bantalan dari guncangan.
Sejauh ini, menurut tim analis Valbury, prospek jangka pendek secara luas adalah positif, meskipun permintaan ekspor komoditas cenderung rendah dan ditambah adanya ketidakpastian global. Sentimen positif dari dua lembaga itu diyakini menjadi salah satu penopang kenaikan IHSG hari ini selain karena ada tambahan sentimen dari pencatatan perdana saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), tadi pagi.(jawapos)