Indeks Terseret Sentimen Negatif Tiongkok
jpnn.com - JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) awal pekan ini gagal beranjak ke zona hijau. Dalam penutupan perdagangan Senin (10/3), IHSG menipis 8,644 poin (0,184 persen) ke level 4.677,246 dan indeks LQ45 turun 1,71 poin (0,22 persen) ke posisi 784,97.
Analis PT Panin Sekuritas Purwoko Sartono menyatakan, penurunan IHSG kemarin disebabkan tekanan dari bursa regional yang mengalami penurunan cukup signifikan. “Penurunan IHSG tertahan oleh kenaikan saham ASII (PT Astra International Tbk) yang merupakan saham dengan market cap terbesar,” ujarnya kemarin.
Penurunan bursa regional terjadi sebagai reaksi atas data perdagangan Tiongkok, yaitu ekspor Februari yang turun 18 persen. Impor negeri dengan output ekonomi terbesar kedua di dunia itu naik 10,1 persen secara year on year. Dengan demikian, defisit neraca perdagangan Tiongkok mencapai USD 23 miliar.
Purwoko menyatakan, keluarnya data negatif dari Tiongkok tersebut membuat pelaku pasar menjadi ragu dengan prospek pertumbuhan Negeri Panda itu tahun ini. Dalam perdagangan hari ini, dia memproyeksi IHSG akan bergerak terbatas dengan kecenderungan melemah pada kisaran support 4.655 dan resistance 4.700.
Frekuensi transaksi perdagangan kemarin mencapai 233.977 kali dengan volume 4,217 miliar saham senilai Rp 6,235 triliun. Sebanyak 130 saham naik, 169 saham turun, dan 193 saham stagnan.
Investor asing melakukan aksi jual dengan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 284,2 miliar. Berdasar kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah sedikit melemah ke level Rp 11.449 per USD dibanding 11.395 per USD dalam penutupan sebelumnya.
Bursa di Asia dalam penutupan perdagangan kemarin kompak berkubang di zona merah. Indeks Straits Times turun 9,63 poin (0,31 persen) ke level 3.126,63. Indeks Nikkei 225 melemah 153,93 poin (1,01 persen) ke posisi 15.120,14. (gen/c18/sof)