Indonesia Masuk Jajaran 5 Besar Produsen Vanili di Dunia
"Saya berharap ke depannya ekosistem bisnis vanilli dari hulu ke hilir dapat terintegrasi," ujarnya.
Di tempat yang berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan saat ini dari komoditas perkebunan unggulan yang harga raw material bernilai tinggi adalah vanili.
Kisaran vanili basah mencapai Rp300-800 ribu per kg sedangkan bahan yang kering kualitas ekspor bisa mencapai di atas 3 juta/kg.
"Potensi ini yang perlu kita garap bersama, dimulai dari hulu, perlu dilakukan penataan kebun, juga aspek keamanan kebun yang menjadi titik sentral, dari sisi mutu dan pascapanen harus diperbaiki. Vanili Indonesia ini saya rasa tidak perlu energi besar untuk mencari buyer, hanya perlu sedikit sentuhan branding, maka laku terjual dan biasanya continue karena buyer tahu vanili Indonesia berkualitas di atas 2,75 persen kadarnya. Vanila Alor bisa mencapai di atas 3%," tutur Andi Nur.
Andi Nur mengatakan Kementerian Pertanian mendukung kemitraan ekspor yang harus digali potensi-potensi petani milenial di tiap sentra produksi.
"Niscaya, dari para petani milenial tersebut, produksi vanili Indonesia mampu menguasai 80% lebih pasar vanili dunia. Ini harapan saya," tuturnya.
Hal senada disampaikan Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Baginda Siagian.
Dia mengatakan potensi pengembangan budi daya dan pasar vanili sangat menjanjikan karena kebutuhan dunia cukup besar dengan kisaran mencapai 8-10 ribu ton/tahun tetapi produksi terbatas, hanya 5-6 ribu ton per tahun.