Indonesia Patut Contoh Amerika
jpnn.com - Menurut Sutrisno, krisis global yang berawal dari Amerika dan Uni Eropa, tidak langsung mengambrukkan seluruh tatananan perekonomian negara adikuasa tersebut. Lantaran, rakyatnya memiliki budaya kemandirian yang kuat dalam berwirausaha.
“Mereka bisa menciptakan lahan usaha sendiri tanpa menunggu kebijakan pemerintah. Karena entrepreurship rakyatnya itulah, Amerika Serikat bisa bertahan bahkan perlahan-lahan mulai bangkit dari krisis,” ujar Sutrisno saat diskusi Pimpred se Jawa Pos Grup di Novotel Mangga Dua, Rabu (17/12).
Tetap bertahannya Amerika dari krisis, juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang memperketat pengeluaran impor barang. Di mana ada ketentuan dari Amerika untuk meminimalisir impor dengan menggunakan sumber daya yang ada.
“Beda dengan Indonesia, sudah krisis masih terus mengimpor. Bagaimana ekonomi lokal bisa bergerak,” cetusnya.
Sementara itu Edwin di tempat terpisah mengatakan, kebijakan AS yang bisa diambil adalah saat pemerintah memutuskan untuk menyuntikkan dana sekian juta dolar ke pihak perbankan agar bisa melonggarkan kredit bagi pengusaha. Dengan harapan jika perbankan tetap hidup, maka rakyat Amerika bisa mendapatkan pinjaman. Kemudian dari dana kredit itu, pengusaha bisa terus beroperasi sehingga ada laba dan tidak ada pemutusan tenaga kerja.
“Kalau di Indonesia kan lain, pengusaha makin dijepit, perbankan juga diperketat sehingga kesulitan kualitas. Itulah bedanya Amerika dengan Indonesia. Kalau pemerintah Amerika lebih berpikiran positif dan kedepan, sedangkan Indonesia lebih banyak curiganya,” kritiknya.
Untuk mengatasi krisis, Edwin mengimbau pemerintah melonggarkan kredit dan bukannya mengetatkan kredit. Kebijakan pemerintah yang menaikkan suku bunga justru membunuh swasta karena beban semakin tinggi.
“Bagusnya Indonesia mengikuti Amerika yang menurunkan suku bunganya. Karena jika suku bunga rendah, pengusaha lebih mudah mengembangkan usahanya dan tidak akan ada PHK,” tandasnya. (esy)