Indonesia Produsen Cokelat Terbesar tapi…
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia adalah salah satu produsen cokelat terbesar di dunia. Posisinya ketiga besar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Anehnya, meski tiga besar, konsumsi cokelat di Indonesia justru terkecil. Indonesia malah jauh di bawah Malaysia.
"Masyarakat Indonesia mengonsumsi cokelat dalam hitungan gram per orang per tahun. Sedangkan Malaysia, per kilogram per orang per tahun,” kata Creative dan Corporate Communications Manager PT Gandum Mas Kencana (GMK) Iman Setia Nugraha di sela-sela pameran Food and Hotel Indonesia 2017 di JIExpo Kemayoran, sejak 6 sampai 8 April.
Kurangnya konsumsi cokelat di Indonesia, lanjutnya, karena dianggap cemilan ini mahal. Berbeda dengan Eropa, pemakan cokelat sangat banyak.
Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi produsen cokelat Indonesia untuk menaklukkan hati konsumen dalam negeri. Mengingat pangsa pasarnya sangat besar dengan jumlah penduduk 250 juta lebih.
Iman mengungkapkan, kualitas cokelat Indonesia memiliki keunggulan tersendiri karena penyebaran kakao di nusantara memiliki ciri khasnya masing-masing. Buah kakao original Indonesia merupakan asal muasal terbentuknya berbagai macam olahan cokelat berkualitas, salah satunya Collata Compound and Counvere Series.
"Mengolah biji kakao menjadi cokelat dibutuhkan pengalaman yang memadai agar hasilnya berkualitas dan memiliki nilau jual untuk dipasarkan menjadi produk premium berskala dunia. Sampai saat ini cokelat produksi kami sudah tembus ke pasar Asia, Afrika hingga Eropa," terang Imam.
Untuk menarik minat masyarakat terhadap cokelat, lanjutnya, pihaknya menggelar ajang kompetisi choco master pertama di Indonesia. Ada 16 peserta berbakat dari seluruh Indonesia yang masuk babak semifinal. Mereka dinilai para juri yang kompeten di bidangnya, di antaranya Chef Gerald Maridet (Pullman Thamrin Hotel Jakarta), Chef Patrick Siau (Head Culinary Sunway University Kuala Lumpur), Susanna Solichin (Presdir GMK), Fatmah Bahalwan (Pimpinan Natural Cooking Club Jakarta, Lanny Soechan (Pimpinan Merio Baking Course), dan Petrus Gandamana (Pimred Bareca Magazine).
"Kompetisi ini tidak hanya untuk menemukan choco master terbaik Indonesia, tapi juga mengangkat bahan dasar cokelat asli Indonesia. Alhamdulillah, banyak peminat kompetisi. Pengunjung pameran juga antusias melihat aksi peserta dari berbagai latar belakang," pungkas Iman.(esy/jpnn)