Indosat Rombak Manajemen
Selasa, 15 Juli 2008 – 12:45 WIB
Dirut Utama Indosat Johny Swandi Sjam menyatakan, emiten berkode perdagangan ISAT tersebut bakal menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dengan agenda pergantian dewan komisaris dan direksi. ”Kami akan selenggarakan RUPSLB dalam waktu dekat ini,” ujar Johny di Jakarta.
Qtel masuk setelah Temasek diputus bersalah oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha pada 19 November 2007. Temasek dinyatakan bersalah karena melanggar UU Antimonopoli. Menurut KPPU, Temasek, yang punya saham di Indosat dan Telkomsel, melakukan praktik monopoli. Temasek masuk ke Indosat dan Telkomsel lewat SingTel dan STT. SingTel memegang 35 persen saham Telkomsel, sedangkan STT 41,94 persen saham Indosat.
Johny mengakui, pergantian dewan komisaris dan direksi tersebut terkait masuknya Qtel. Qtel, lewat ICL, telah berkirim surat terkait pergantian pucuk pimpinan ISAT. ”Mereka meminta agar ISAT segera melakukan perubahan direksi dan komisaris terkait perubahan pemegang saham pengendali,” jelas Johny.
Saat ini, Qtel yang sebelumnya memiliki saham Indosat secara tidak langsung melalui Asia Mobile Holding Pte, hanya mempunyai satu wakil dalam susunan dewan komisaris Indosat. Yaitu, Sheikh Mohamed bin Hamad Al-Thani. Sementara Temasek punya tiga wakil, termasuk presiden komisaris. Sebelumnya, pihak Qtel menegaskan bahwa posisi dirut akan tetap dipegang oleh warga Indonesia.
Terkait proses tender offer pascamasuknya Qtel, Johny enggan berkomentar. Termasuk soal kabar adanya investor baru yang akan bersaing dengan Qtel dalam proses tender offer. Investor yang dikabarkan masuk adalah PT Bakrie and Brother Tbk dan Altimo. ”Kami belum tahu. Prosesnya ada di induk perseroan,” kata Johny. (eri)