Ingat! Rakyat Mencatat Apa yang Dijanjikan Jokowi-JK
jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid menilai demokrasi di Indonesia sudah berjalan baik dan terbuka, sehingga semua lapisan masyarakat telah memberikan kontribusinya secara maksimal.
"Peluncuran dan bedah buku 'Surat untuk Presiden: Merajut Aspirasi Mengawal Demokrasi', yang dilangsungkan ini merupakan makna dan sekaligus kontribusi dalam berdemokrasi itu," kata Hidayat Nur Wahid, saat jadi keynote speaker peluncuran dan bedah buku tersebut, di ruang representasi Perpustakaan MPR, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (28/1).
Substansi dari buku ini lanjutnya, ditujukan kepada Presiden RI yang dipilih secara langsung oleh rakyat. "Kita perlu bersyukur prosesnya tanpa sensor dan sikap aneh-aneh dari penguasa. Ini makna dari sebuah demokrasi," ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Hidayat mengaku telah membaca secara keseluruhan buku "Surat untuk Presiden: Merajut Aspirasi Mengawal Demokrasi". "Isinya luar biasa terbuka disertai dengan harapan para penulis surat kepada Presiden RI agar membuat Indonesia tidak jadi negara yang aneh-aneh atau tiba-tiba jadi surga," tuturnya.
Setelah 100 hari pemerintahan Jokowi-JK berkuasa, Hidayat menyatakan buku ini juga bisa jadi alat ukur kinerja Jokowi-JK. "Silakan baca, apakah dalam 100 hari yang sudah dia lalui, kepemimpinan Jokowi-JK sudah sesuai dengan harapan penulis surat di buku ini, sebab apa dulu yang dijanjikan, diucapkan oleh Jokowi-JK dicatat oleh rakyat dan rakyat juga sudah mendapat jawaban sementara dalam 100 hari pemerintahan ini," kata mantan Ketua MPR RI itu.
Terakhir ditegaskannya, buku tersebut sudah konstitusional dan tidak ada yang subversif. "Karena itu, MPR menyambut baik buku ini karena sesuai dengan pilar-pilar berbangsa dan bernegara," pungkasnya.
Buka Surat untuk Presiden: Merajut Aspirasi, Demokrasi, berisi sekitar 45 surat pendengar setia Pro-2 Radio Republik Indonesia (RRI), disusun oleh Direktur Program dan Produksi Lembaga Penyiaran RRI. Diterbirkan oleh Uhamka Press. (fas/jpnn)