Ingatkan PDIP Tak Ulangi Drama Pengkhianatan 2002
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komite Pemantau dan Pemberdayaan Parlemen Indonesia (KP3I) Tom Pasaribu meyakini hal buruk akan terjadi pada PDI Perjuangan jika tidak mengusung kader sendiri di Pilkada DKI 2017 mendatang. Pasalnya, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu adalah pemenang pemilu legislatif dan penguasa DPRD DKI.
Dia mengingatkan sejarah kelam PDIP tahun 2004 silam, ketika untuk pertama kalinya gubernur DKI Jakarta dipilih langsung melalui DPRD. Ketika itu PDIP yang dipimpin Tarmidi Suharjo juga menguasai parlemen dengan 33 kursi dan tentunya berpeluang besar mengusung calon sendiri.
"Saat itu Tarmidi sudah mengorbankan harta, tenaga dan pikirannya untuk memenangkan PDIP di Jakarta, namun pimpinan partai justru mengusung Sutiyoso," ungkap Tom, Kamis (18/2).
Menurut dia, "pengkhianatan" itulah yang membuat PDIP terpuruk di Jakarta pada dua pemilihan legislatif selanjutnya. Pada Pileg 2004 dan Pileg 2009, parta berlambang banteng itu hanya mampu memperoleh 11 kursi. "Itu sebagai akibat partai tidak mempercayakan kursi gubernur kepada kader sendiri. Hal ini harus menjadi pelajaran yang berharga oleh PDIP," tandas Tom.
Tom menuturkan, di Pilgub 2017 semestinya DPP PDIP tegas menentukan calon gubernur yang diusung. Yakni dengan mengusung kader internal yang telah berjuang untuk memenangkan suara partai di ibukota. "Tapi yang terjadi saat ini justru PDIP membiarkan Boy Sadikin mundur dari jabatan ketua DPD PDIP Jakarta. Ini sama saja mau mengulangi kegagalan yang pernah terjadi di masa lalu," tutur dia.
Padahal, selama memimpin banteng di Jakarta, sambung dia, Boy Sadikin telah berhasil mengembalikan kejayaan PDIP di tiga pesta demokrasi. Karena itu, tambah Tom, sepantasnya DPP PDIP memberikan penghargaan dengan mengusung Boy Sadikin di Pilgub DKI 2017.
"Secara riil, saya tak paham kenapa Boy Sadikin mundur dari jabatan ketua DPD PDIP Jakarta. Namun ini membuktikan bahwa Boy bukan figur yang ambisius. Bahkan di pileg pun, Boy tak mencalonkan diri. Saya juga ingatkan pimpinan PDIP agar tak melupakan merupakan orang yang sudah ikut membangun partai di Jakarta," imbuh dia. (rul/dil/jpnn)