Ini Cara Efektif Membumikan Pancasila Versi Cak Imin
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengatakan polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat merupakan konsekuensi yang tidak terelakkan dalam proses demokrasi.
Munculnya gugatan terhadap relevansi Pancasila, merupakan manifestasi otokritik pada seluruh elemen di dalam negeri sebagai bangsa yang bernegara, karena belum sanggup membangun sistem yang memastikan keadilan sosial dan hukum berjalan dengan baik.
"Tapi perlu diketahui, gugatan-gugatan yang ada tidak pernah sanggup menyertakan alternatif ideologi," ujar Muhaimin pada diskusi yang mengangkat tema 'Gerakan Membumikan Pancasila' yang digelar di DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (31/5).
Pria yang akrab disapa Cak Imin kemudian mempertanyakan, jika Pancasila dianggap tidak relevan, lalu apa yang dianggap relevan? Apakah kemanusiaan, ketuhanan, keadilan sosial dianggap tidak relevan?
Cak Imin mengingatkan, para pendiri bangsa sudah memikirkan dengan sangat matang, hingga kemudian menetapkan Pancasila dengan kelima butirnya sebagai ideologi bangsa.
"Bung Karno sudah memikirkannya secara matang selama belasan tahun dibuang dan diasingkan. Karena itu kita harus mengucapkan terima kasih pada beliau. Ada utang budi bangsa ini padanya yang tidak akan pernah terlunaskan," ucap Cak Imin.
Menurut mantan menteri tenaga kerja dan transmigrasi (menakertrans) ini, di era digital dan virtual dibutuhkan lebih banyak kreativitas dan kemauan kuat untuk membumikan Pancasila. Artinya membuat nyata, hingga menjadi bagian hidup dalam keseharian seluruh rakyat Indonesia.
"Karena itu saya minta pada para seniman, tulislah lebih banyak lagu tentang kemanusiaan, drama tentang persatuan, film tentang persaudaraan dan lain-lain. Lalu viralkan, biar anak-anak muda menonton, membaca dan menyanyikannya. Kemudian juga mendebat dan mengomentarinya," pungkas Cak Imin.(gir/jpnn)