Ini Cara Nusron Tekan Angka TKI Ilegal
Datangi Kantong Penghasil TKI, Ingatkan Bahaya Perdagangan Manusiajpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid merasa perlu bersafari ke daerah-daerah kantong penghasil tenaga migran. Tujuannya adalah mencegah praktik pemberangkatan TKI ilegal ke luar negeri terus berulang.
Salah satu daerah yang perlu disambangai Nusron untuk menekan praktik pengiriman TKI ilegal dan mencegah perdagangan manusia (trafficking in person) adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebab, saat ini terdapat tiga kabupaten di NTT yang tercatat sebagai penghasil TKI ilegal. Yaitu Kabupten Belu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
"Angka TKI bermasalah dari NTT, terutama yang di Malaysia sangat tinggi. Ini yang menjadi konsen kita,” kata Nuron dalam rilisnya ke media, Rabu (20/5).
Menurutnya, setiap tahun ada sekitar 2.000 orang TKI dari ketiga kabupaten itu yang berangkat ke luar negeri. “Tetapi 70 persen di antaranya tidak melalui jalur resmi atau ilegal," sebutnya.
Nusron menegaskan, jika TKI berangkat tanpa prosedur resmi maka dipastikan akan mendapat masalah. Sebab, TKI ilegal bukan hanya tidak terjamin dari sisi pekerjaan maupun penghasilan, tetapi juga bakal terlunta-lunta. “Pokoknya yang ada penderitaan," tandasnya.
Nusron lantas membeber data tentang jumlah TKI yang dideportasi dari Malaysia karena berstatus ilegal. "Untuk setiap tahunnya, pemerintah Malaysia sedikitnya telah mendeportasi TKI ilegal dari sana sebanyak 38 ribu orang," bebernya.
Karenanya, Nusron sejak Senin (18/5) hingga Selasa (19/5) berada di NTT untuk masuk ke perguruan tinggi serta bertemu dengan para pejabat pemerintah daerah untuk kegiatan sosialisasi pencegahan TKI ilegal ke luar negeri. Di hadapan para tokoh dan pemuka agama di NTT, ketua umum GP Ansor itu mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut memerangi praktik percaloan yang mengarah pada perdagangan manusia. “Jangan sampai warga NTT menderita dan terjebak dalam human trafficking," tandasnya.(ara/jpnn)