Ini Kebijakan Jokowi yang tak Bermanfaat bagi Wong Cilik
jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch, Ferdinand Hutahaean menilai langkah yang diambil pemerintah dalam menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan harga minyak dunia sudah masuk dalam liberalisasi. Meski kabar penurunan harga BBM mengembirakan, namun menurut Ferdinand kebijakan tersebut tidak bermanfaat banyak.
"Memang saat ini terkesan pemerintah berbuat baik pada rakyat dengan turunnya harga minyak dunia, tapi sesungguhnya penurunan harga ini sama sekali tidak bermamfaat pada rakyat kecil, karena tidak diikuti dengan kebijakan lanjutan untuk menurunkan harga-harga dan ongkos angkutan," ujar Ferdinand pada JPNN.com, Minggu (18/1).
Kebijakan ini lanjut Ferdinand, adalah kebijakan reaktif yang menunjukkan Menteri ESDM, Sudirman Said dan Menko Perekonomian, Sofyan Djalil tidak mempunyai konsep jelas terhadap tata migas di Indonesia. Dalam hal ini pemerintah seharusnya lebih berani dalam menentukan harga.
"Pemerintah harus merubah kebijakannya. Harus menentukan harga yang tepat dan bisa diterima semua pihak, tentu juga dengan memperhatikan dampaknya pada APBN," papar dia.
Ferdinand mengingatkan, jangan sampai pemerintah meneruskan liberalisasi. Di mana rakyat yang akan menanggung kesulitan bila sewaktu-waktu harga minyak dunia melonjak tinggi.
"Karena sekarang ketika harga murah, rakyat seperti disenangkan dengan kebahagiaan semu. Yang bahaya adalah ketika harga minyak dunia naik di atas USD 70 per barel, maka rakyat akan menanggung kenaikan harga yang besar dan memberatkan. Ini yang harus dijaga oleh pemerintah. Stop liberalisasi," pinta Ferdinand. (chi/jpnn)