Ini Penjelasan Soal Jasad Korban AirAsia Menyebar di Selat Makassar
jpnn.com - MAJENE - Sudah 6 jenazah yang diduga penumpang AirAsia QZ8501 ditemukan di perairan Sulbar dan satu di Pinrang, Sulawesi Selatan yang kedua wilayah ini masuk Selat Makassar. Sisa korban yang belum ditemukan diperkirakan menyebar di perairan kedua propinsi itu, termasuk perairan Sulawesi Tengah.
Berapa jarak Selat Karimata ke lokasi penemuan mayat di perairan Majene? Ahli maritim Sulbar, Ridwan Alimuddin mengatakan kedua jasad terbawa arus itu berkisar 1.000 kilometer. Pengukuran itu menggunakan teknologi Google Earth. [Lihat: Berapa Jarak Korban AirAsia Terbawa Arus dari Kalteng ke Sulbar?
Itu penjelasan dari titik jaraknya. Namun penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Majene, Sulbar memperkirakan bahwa angin monsun yang bertiup kencang dari barat ke timur perairan Indonesia telah menyebabkan beberapa jenazah dan serpihan pesawat AirAsia terseret gelombang hingga menyebar ke perairan Teluk Mandar dan Selat Makassar.
Dugaan tersebut disampaikan setelah melihat adanya tujuh jenazah dan puluhan serpihan pesawat yang ditemukan warga di perairan Mamuju Tengah, Mamuju, Majene, Pinrang, hingga ke Parepare dalam lima hari terakhir.
Kepala BMKG Majene, Setiawan mengatakan, angin monsun yang bertiup kencang dari barat ke timur menyebabkan jenazah dan serpihan pesawat AirAsia QZ8501 dengan cepat terseret gelombang.
“Jenazah dan serpihan AirAsia terseret akibat pertemuan angin monsun dan gelombang di perairan Baturoro hingga jenazah dengan cepat terdorong angin dan gelombang hingga ke perairan Majene dan sekitarnya,” ujar Setiawan.
Gelombang tinggi disertai angin kencang lanjutnya, telah menyebabkan muara angin dan gelombang bertemu di perairan Baturoro hingga mendorong jenazah dan serpihan pesawat ke perairan Majne dan sekitarnya. BMKG memperkirakan seluruh jenazah dan serpihan pesawat yang sudah sebulan lebih itu telah merapat ke pantai. (fajaronline/awa/jpnn)