Intan Merambah Film Layar Lebar
Selasa, 24 Juni 2008 – 11:40 WIB
Dalam film yang akan tayang pada 10 Juli mendatang tersebut, Intan berperan sebagai Monique. Dia diceritakan jatuh cinta pada pembalap jalanan, Indra (Irgi Achmad Fachrezi), namun tidak pernah berani mengungkapkan. ’’Monique itu bukan pemeran utama, tapi pemeran pembantu utama. Kebagian sekitar 18 sampai 20 scene,’’ ucapnya saat wawancara di Blitz Megaplex.
Sebab, kata Intan, pengalaman memerankan puluhan sinetron atau FTV belum membuatnya cukup modal untuk langsung menjadi pemain utama film layar lebar. ’’Sebab, aku nggak punya pengalaman sama sekali, apalagi sama sutradara favorit aku, Mas Rudi. Makanya, pas ketemu itu langsung grogi, bagaimana sih fans ketemu idola. Karya-karyanya kan jaminan mutu,’’ tutur perempuan kelahiran 23 Maret 1985 tersebut.
Sebelumnya, Intan pernah mendapat sekali tawaran main film layar lebar, Eiffel I’m in Love. Saat itu dia disodori peran utama sebagai Tita. Tapi, tawaran tersebut terpaksa ditolak. Alasannya, syuting berlangsung satu bulan di Paris, Prancis. Sedangkan saat itu kondisi Intan sedang berkomitmen bahwa pekerjaan tidak boleh mengganggu kuliah. ’’Selain itu, ada adegan ciuman. Aku nggak mau,’’ ucapnya.
Sampai saat ini, prinsip untuk tidak berciuman, meski sebatas syuting, memang masih dipegang teguh. Menurut dia, ada larangan dari diri sendiri dan orang tua. ’’Lagi pula, kita kan di Indonesia. Film juga tidak harus ada adegan ciumannya yah. Kalau pun harus, kan bisa pakai trik, seolah-olah ciuman, tapi aslinya tidak,’’ paparnya.
Kini, lanjut Intan, dirinya mengharap ada tawaran bermain di film layar lebar lagi. Sebab, menurut dia, sejak awal masuk ke dunia hiburan, tujuan utamanya ialah bisa bermain film layar lebar. ’’Tapi, memang selama tujuh tahun kemarin itu, aku masih harus disuruh menunggu. Ya, buat aku, mundur sejenak untuk maju beberapa langkah,’’ ulasnya.
Setelah bekerja bersama Rudi, dia ingin bisa berakting di bawah arahan sutradara Nia Dinata. Menurut Intan, film karya Nia bagus dan sering mengangkat soal perempuan. ’’Aku sangat senang membahas tentang feminisme di Indonesia. Aku pernah bertemu Teh Nia, tapi speechless,’’ ujarnya. (gen/nda)