Internet Lebih Bahaya Dibanding Dolly
jpnn.com - MALANG – Penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya mendapat acungan jempol dari berbagai kalangan. Karena, dengan ditutupnya Dolly diharapkan bisa memutus mata rantai prostitusi dan pergaulan bebas di kalangan remaja.
Hanya saja, meskipun begitu tidak lantas bisa menyelesaikan masalah. Mengingat, selain lokalisasi yang berbahaya, internet yang banyak menayangkan konten pornografi dinilai juga sangat berbahaya.
Hal tersebut kemarin disampaikan oleh sosiolog dari Universitas Airlangga Dr Bagong Suyanto dalam seminar di Universitas Merdeka (Unmer) malang kemarin. Menurutnya, internet saat ini sudah sangat bebas, sehingga semua kalangan termasuk anak kecil bisa mengakses pornografi dengan mudahnya.
"Oleh karena itu, saya nilai hakikatnya internet lebih berbahaya daripada Dolly,” kata Bagong dalam seminar bertemakan Media, Seksualitas dan Konsumtifisme itu.
Lantas, Bagong menyebutkan banyak data yang menyatakan kalau pergaulan bebas sudah sangat mengkhawatirkan. Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung, jumlah remaja yang tidak perawan sudah mencapai 50 persen.
"Dan ini saya yakin disebabkan internet yang sangat bebas, sehingga memancing remaja berbuat yang tidak-tidak," imbuhnya.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Telekomunikasi yang juga menjadi pembicara dalam seminar kemarin menambahkan, di Indonesia, sekitar 37 persen konten internet yang bisa diakses merupakan situs tentang pornografi. ”Ini berbeda dengan China yang sangat ketat, bahkan Facebook di sana tidak ada,” tambahnya.
Dalam seminar tersebut, hadir juga pengarang buku Jakarta Undercover, Moamar Emka. Dia banyak membahas pergaulan bebas yang saat ini benar-benar dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh pelakunya. (riq/lid)