IPB Buka Kampus di Luar Bogor
jpnn.com - PADA acara Dies Natalis IPB, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prof Dr Mohammad Nuh, menyampaikan rencananya ke depan untuk membuka kampus IPB di luar Bogor, seperti di Tasikmalaya, dan daerah lain di Jawa Barat.
"Kemuliaan IPB tidak boleh hanya dimiliki IPB. Karena itu kita dorong untuk menularkan ke Perguruan Tinggi lain baik itu negeri maupun swasta," ujar M Nuh saat konfrensi pers sebelum acara dimulai.
IPB kata Nuh bukan hanya milik Bogor. Meski namanya memakai Bogor, bukan berarti milik Pemkot atau Pemkab Bogor, tetapi milik pemerintah dan negara. Karena itu tidak ada salahnya keunggulan IPB diekspos. "Bayangkan dari banyaknya populasi di Jawa Barat, tapi Perguruan Tingginya sedikit dibandingkan Jawa Timur. Kami akan memberikan mandet untuk ekspansi seperti IPB di Tasikmalaya, Cianjur, sehingga warganya bisa kuliah tanpa harus meninggalkan kotanya. Supaya lebih irit bagi mahasiswa yang kurang mampu," ungkapnya.
Selain kuliah jarak jauh, pemerintah juga mendorong IPB untuk membuka kampus lain di beberapa daerah. "Jika anggaran yang menjadi persoalan, itu bisa dicari," tandas Nuh.
Menanggapi hal itu, Rektor IPB Prof Dr Herry Suhardiyanto mengatakan, proses ini memerlukan waktu yang lumayan lama karena dilihat dari biaya yang dikeluarkan akan sangat mahal. "Bukan biaya gedungnya tapi budayanya. Bangun budaya seperti ini memerlukan puluhan tahun," ungkapnya.
Herry menjelaskan bahwa selama ini IPB telah bekerjasama dengan pemerintah daerah membuka beberapa kampus di Papua, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Nusa Tenggara Timur. "Kampus dibuat oleh pemerintah daerah, tanah lahannya diserahkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta fasilitasnya, sedangkan pengajarnya dari IPB dan dari daerah setempat," tambahnya.
Keempat kampus tersebut merupakan program diploma dua yang sudah dibuka pada Desember.
Adapun keinginan yang disampaikan Mendikbud Nuh adalah program sarjana. Mahasiswa yang terdaftar akan mendapatkan pendidikan selama dua tahun dan ijazah dari IPB yang ditandatangani langsung oleh rektor. "Dosennya itu ada dua, dari IPB dan lokal, direkrut oleh pemerintah daerah," jelas Herry. (cr27/ken/d)