IPW: Usut Sumber Pendanaan Piala Bhayangkara
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane minta masyarakat antikorupsi dan KPK memantau langsung penyelenggaraan Piala Bhayangkara, dan mengusut dari mana sumber dana penyelenggaraan turnamen sepakbola itu. Sebab menurut Neta, selama ini Polri selalu mengeluh kekurangan dana. Tapi kenapa bisa menyelenggarakan Piala Bhayangkara yang menghabiskan dana antara Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar itu.
"Kami tetap mengecam keras rencana Polri yang ikut-ikutan dan cawe-cawe dalam dunia sepakbola Indonesia yang saat ini curat-marut dengan aksi mafia pengatur skor. Seharusnya Polri membongkar aksi mafia sepakbola, terutama mafia pengatur skor dan mafia judi bola. Bukannya malah ikut ikutan membuat turnamen yang tidak jelas manfaatnya bagi Polri," kata Neta S Pane, Rabu (10/2).
Apalagi Piala Bhayangkara lanjutnya, diprakarsai oleh oknum-oknum di organisasi sepakbola yang berseberangan dengan pemerintahan Presiden Jokowi, yang seharusnya disapu-bersih oleh revolusi mental sepakbola nasional.
"Artinya, tanpa disadari elit-elitnya, Polri telah dimanfaatkan oknum-oknum tersebut dan bukan mustahil pada akhirnya Polri akan dibenturkan dengan Presiden Jokowi yang sudah membekukan organsasi sepakbola tersebut," ujarnya.
Melihat latarbelakang ini, Piala Bhayangkara menurut Neta, bukan lagi sekadar even olahraga tapi sudah sarat dengan nuansa kepentingan politik dan Polri ditarik-tarik ke wilayah politik dengan bungkus turnamen sepakbola Piala Bhayangkara oleh pihak tertentu.
"Secara jangka panjang Piala Bhayangkara tentu akan merugikan Polri. Jangka pendek akan memang menguntungkan pihak tertentu. Selain itu publik akan terus menggugat asal usul biaya penyelenggaraan turnamen ini. Jika ada asal usul dana yang mencurigakan dipastikan Polri akan menjadi bulan-bulanan opini publik," tegasnya. (fas/jpnn)