Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Iran Minta AS Hentikan Provokasi

Jumat, 19 Juni 2009 – 09:09 WIB
Iran Minta AS Hentikan Provokasi - JPNN.COM
Foto: REUTERS
Penghitungan ulang tersebut akan disaksikan Dewan Penjaga yang terdiri atas 12 ulama dan pakar hukum Islam sekutu dekat Khamenei. Tapi, kubu Mousavi meragukan netralitas Dewan Penjaga dalam penghitungan ulang.

Dalam pengumuman yang disiarkan radio pemerintah, Dewan Penjaga mengundang Mousavi dan dua kandidat lainnya, Mehdi Karroubi dan Mohsen Rezai, untuk menghadiri rapat pekan depan. Konon, agenda rapat tersebut ialah membahas hasil pilpres yang menjadi penyebab awal kerusuhan berkepanjangan di Negeri Persia itu. Sayang, pengumuman yang juga berfungsi sebagai undangan tersebut tidak disertai waktu dan lokasi pertemuan.

Sebelumnya, pemerintah memanggil sejumlah utusan dan duta besar asing Rabu lalu. Teheran mengeluhkan campur tangan dan komentar tidak penting mereka atas kemelut politik dalam negeri yang sedang terjadi. Dalam kesempatan itu, pemerintah yang diwakili Kementerian Luar Negeri juga mengundang perwakilan Swiss. Sejak putusnya hubungan diplomatik Iran dengan AS setelah Revolusi Iran, segala urusan dan kepentingan AS di Negeri Persia tersebut ditangani Swiss.

Yakin adanya campur tangan AS di balik serangkaian aksi unjuk rasa yang diikuti penculikan sejumlah aktivis politik itu, Teheran meminta Washington menghentikan provokasi. "Campur tangan Washington tidak bisa ditoleransi lagi," bunyi pernyataan yang ditayangkan stasiun televisi pemerintah Press TV dalam siaran nasional kemarin. Tanpa menyebut negara, Majelis Ahli Iran juga mengimbau "musuh" agar berhenti mencampuri urusan dalam negerinya. Tapi, tudingan tersebut dibantah keras Gedung Putih.

TEHERAN - Kubu Mir Hossein Mousavi terus melakukan perlawanan terbuka. Berbeda dari sebelumnya, dalam aksi protes hari keenam kisruh pascapilpres

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA