Ironis, Terakreditasi A tapi Tak Diakui Dunia Internasional
jpnn.com, JAKARTA - Ratusan program studi (prodi) keteknikan yang terakreditasi A tidak diakui lembaga akreditasi internasional. Pemerintah pun mendorong agar prodi-prodi yang sudah terakreditasi A untuk mengurus akreditasi internasionalnya agar mutu para insinyur yang dihasilkan bisa diakui dunia internasional.
Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi (Iptek) dan Pendidikan Tinggi (Dikti) Patdono Soewignyo mengungkapkan, di Indonesia ada 2.500 prodi keteknikan dan yang terakreditasi A ada ratusan. Sedangkan perguruan tinggi (PT) yang akreditas A ada 66.
Namun, dari jumlah tersebut, baru 3 PT (Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, Institut Pertanian Bogor) dan 5 prodi yang terakreditasi internasional. Sementara untuk sebelas prodi dalam tahap pengajuan.
"Untuk prodi yang sudah terakreditasi A, kami dorong untuk bisa diakui lulusannya oleh dunia internasional. Karena itu prodi maupun PT sebaiknya melakukan akreditasi internasional. Target kami sampai 2019 ada 30 prodi yang bisa terakreditasi internasional," terang Patdono dalam acara Diseminasi Akreditasi Internasional dan Inagurasi Indonesia Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) di Jakarta, Selasa (13/3).
IABEE sebagai bagian dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) merupakan lembaga akreditasi untuk program studi keteknikan yang ada di Indonesia.
Patdono menjelaskan, prodi-prodi keteknikan di Indonesia biasanya sudah mengambil akreditasi yang dilaksanakan Accreditation Board for Engineering Education (ABEE). Sayangnya akreditasi JABEE tidak diakui Washington Accord (WA). Karena yang melakukan akreditasi adalah lembaga independen Amerika. WA hanya mengakui akreditasi yang dilakukan ABEE di wilayah Amerika.
"Jadi banyak prodi keteknikan di Indonesia sudah terakrditasi ABEE tapi tidak diakui Washington. Maka dalam perspektif itu sangat penting bagi Indonesia membentuk lembaga akreditasi independen (IABEE) yang diakui secara internasional," jelasnya.
Mendirikan lembaga akreditasi yang diakui internasional itu sulit. Karena itu, lanjutnya, Indonesia minta bantuan dari pemerintah Jepang dan lembaga akreditasinya.(esy/jpnn)