ISIS Runtuh, Asia Tenggara Kembali Dihantui Teroris
Berapa orang yang terlibat pengeboman itu belum diketahui. Tapi, ditengarai mereka sudah menyisir lokasi jauh hari sebelum memasang bom. Pakar penjinak bom mengungkapkan bahwa yang meledak di Bangkok adalah bom rakitan yang dilengkapi pengatur waktu. Jenisnya memang sama persis dengan yang dipakai pada serangan 2016.
Serangan di Bangkok dan berbagai lokasi lain di Thailand rata-rata dilakukan kelompok pemberontak wilayah selatan yang didominasi penduduk muslim. Belum diketahui apakah mereka ditunggangi ISIS atau tidak.
Channel News Asia mengungkapkan bahwa sekitar seribu penduduk Asia Tenggara bergabung dengan kelompok ISIS. Ketika ISIS di Iraq dan Syria bisa dikalahkan, mereka pulang kampung. Para pakar menyatakan bahwa ancaman teror terbesar saat ini adalah para anggota ISIS yang pulang itu.
''Jika Anda melihat kejatuhan ISIS dan berkata bahwa kita akan memasuki periode waktu yang damai, Anda salah,'' ujar analis antiterorisme di International Islamic University Malaysia Ahmad El-Muhammady.
Itu jelas bukan isapan jempol belaka. Marawi, Filipina, buktinya. Kelompok Abu Sayyaf dan Maute yang menyatakan diri setia kepada ISIS berusaha mengambil alih kota tersebut pada 2017. Saat itu kekuasaan ISIS di Syria dan Iraq sudah hampir runtuh. Mereka ingin membuat kekhalifahan baru di Marawi sebelum akhirnya dipukul mundur oleh pasukan Filipina. Dalam peperangan selama lima bulan itu, para pendukung ISIS dari Asia Tenggara berdatangan. Termasuk dari Indonesia dan Malaysia.
Ahmad menegaskan bahwa simpatisan ISIS yang pulang itu justru menjadi bom waktu. Mereka tidak terdeteksi radar pemerintah dan bisa menyerang kapan saja. Biasanya mereka bergabung dengan kelompok-kelompok lokal di negara masing-masing. ISIS saat ini hanya mengalami fase hibernasi. Suatu saat mereka akan bangkit dan muncul lagi.Â
Tahun lalu pemerintah Malaysia menangkap lebih dari 80 militan dan menggagalkan empat rencana serangan. Dalam Laporan Penilaian Ancaman Terorisme Singapura 2019, Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan bahwa gelombang kepulangan mantan kombatan ISIS secara besar-besaran memang belum terlihat saat ini. Tapi, ancaman mereka bisa terus tumbuh.
''Mereka akan ke sini, wilayah dengan populasi muslim terbesar di dunia,'' terang Mohd. Farid Mohd Shahran dari Institute of Islamic Understanding Malaysia. (Siti Aisyah/c10/dos)