Istana Diserbu, Presiden Madagaskar Mundur
Rabu, 18 Maret 2009 – 08:24 WIB
Kubu oposisi menyebut Ravalomanana sebagai otokrat yang memimpin negeri bekas jajahan Prancis itu seperti perusahaan pribadi. Di bawah desakan agar presiden segera mundur yang mulai berkobar sejak pemecatan Rajoelina Februari lalu, Ravalomanana mengusulkan referendum supaya rakyat bisa memilih siapa yang berhak memimpin negeri yang merdeka pada 1960 tersebut. Namun, Rajoelina menolak tawaran tersebut. Dia malah meminta agar tentara menahan sang presiden.
Kendati jelas-jelas yang bergerak adalah pasukan yang berpihak kepadanya, Rajoelina membantah memerintahkan penyerangan tersebut. Selama ini, militer Madagaskar selalu berusaha bersikap netral. Tapi, Kepala Staf Angkatan Darat Madagaskar Kolonel Andre Ndriarijaona memastikan kalau kali ini militer akan berpihak kepada mereka yang berjuang untuk rakyat.
"Kami akan selalu berada di belakang rakyat Madagaskar. Kalau Andry Rajoelina bisa menyelesaikan masalah negara ini, kami akan mendukung dia," ujar Ndriarijaona.