Istri Setia Siapkan
Menurut tim dokter dari Kesdam II/Sriwijaya yang bertugas mendampingi aksi itu, keadaan tubuh Kunto masih baik.
Semua organnya berfungsi normal. Drumer berambut pirang itu tidak pernah mengeluh sakit selama proses pemecahan rekor.
’’Dia hanya mengantuk. Rasa kantuk itulah yang jadi tantangan terberat Mas Kunto. Kemarin juga sempat drop karena kantuknya sudah enggak bisa ditahan,’’ ungkap Chenz.
Menurunnya kondisi fisik Kunto, kata Feny Rediana, sang istri, dipengaruhi cuaca Palembang yang kurang mendukung.
Dia menyatakan, cuaca Kota Empek-Empek sangat panas saat siang dan cukup dingin saat malam. Karena itu, ketika siang, Kunto tidak boleh kekurangan asupan cairan.
Sedangkan pada malam, angin yang cukup kencang kerap membuat tubuh Kunto tidak nyaman.
Chenz menambahkan, ada jam-jam tertentu Kunto merasakan kantuk yang luar biasa. Yakni, sekitar pukul 12.00 dan menjelang subuh. Maka, pada waktu-waktu kritis itulah Chenz dan Feny terus mendampingi Kunto.
Anak Kunto, Miranti Kusuma Astari, juga sempat mendampingi ayahnya. Tidak jarang mereka duduk di samping Kunto yang tengah menggebuk drum sambil menahan kantuk untuk memberikan semangat.