Jadikan Nabi Muhammad Teladan Berpolitik

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsy mengatakan dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW saat menjelang tahun politik seperti sekarang ini, ada hal-hal yang bisa diteladani dari rasullullah.

“Memperingati Maulid Nabi Muhammad saat menjelang tahun politik seperti saat ini, sebaiknya kita meneladani bagaimana cara beliau dalam berpolitik,” kata Aboe, Selasa (20/11).

Politikus yang karib disapa Habib Aboe itu menjelaskan, pertama, politik Nabi Muhammad itu menyatukan. Hal ini seperti dilakukan Nabi Muhammad pada suku Aus dan Khajraj atau pada kalangan Muhajirin dan Anshar. Kedua, Nabi Muhammad selalu menepati perjanjian atau kontrak politik.

Menurutnya, hal ini seperti yang terjadi pada perjanjian Hudaibiyah. Meskipun beberapa kalangan menilai perjanjian tersebut tidak menguntungkan kalangan muslim, namun Nabi Muhammad tetap menepatinya,” ungkap Habib Aboe.

Ketiga, lanjut dia, mengedepankan konstitusi dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini terlihat saat Nabi Muhammad menyusun piagam Madinah. “Sebuah dokumen yang mengatur tata cara kehidupan antarkomponen masyarakat di Madinah, sehingga membuat mereka dalam kesatuan komunitas yang disebut dengan ummah,” jelasnya.

Keempat, Nabi Muhammad selalu mengedepankan keadilan. Salah satu keseriusan Nabi Muhammad dalam menegakkan keadilan ditunjukkan dengan sabdanya. “”Andai Fatima anak Muhammad mencuri, aku akan memotong tangannya”. Ini menunjukkan bagaimana semangat penegakan keadilan dilakukan tanpa pandang status sosial,” ujar Aboe.

Lebih lanjut Aboe berpesan, melalui momen Maulid Nabi Muhammad SAW ini, semua bisa meneladani bagaimana Rasullullah menjalankan sikap politiknya dalam mengatur negara dan masyarakat. “Banyak seklai nilai-nilai yang beliau contohkan dan dapat kita jadikan sebagai teladan,” ungkap Aboe yang juga legislator di Komisi III DPR ini. (boy/jpnn)