Jaga Soliditas dan Sinergitas TNI dengan Komponen Bangsa
jpnn.com, JAKARTA - Dalam menyongsong tahun politik, sangatlah penting menjaga dan mewujudkan soliditas dan sinergitas TNI dengan seluruh komponen bangsa bagi kepentingan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan suksesnya penyelenggaraan Pesta Demokrasi Nasional tahun 2018 dan 2019.
Demikian amanat tertulis Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada Upacara Bendera 17 Januari 2018, di Lapangan Apel Gedung B 3, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (17/1/2018).
Lebih lanjut, Panglima TNI mengatakan tahun 2018 ini adalah tahun politik, dimana akan diselenggarakannya Pilkada serentak di 171 daerah yang meliputi 17 Provinsi, 39 Kota dan 115 Kabupaten.
“Hal ini berpotensi menimbulkan konflik dan kerawanan berupa pertikaian horizontal maupun vertikal yang dapat mencederai pesta demokrasi nasional, bahkan dapat mengoyak kebinekaan bangsa kita,” ucapnya.
“Kebinekaan yang kita miliki, harus tetap kita jaga dan kita kawal bersama, sebagai perekat Bangsa Indonesia dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa yang digelorakan oleh setiap generasi di tahun politik saat ini dan ke depan,” tegas Panglima TNI.
Menurut Hadi, itu semua harus menjadi perhatian bersama, sebab jika potensi konflik dan kerawanan Pilkada serentak 2018 tidak tertangani secara tuntas dan diantisipasi secara dini, bukan tidak mungkin dapat memicu kegagalan pada Pilkada serentak 2018, yang akan berimbas hingga penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres 2019.
“Saya perintahkan kepada Prajurit TNI dimanapun bertugas untuk selalu tetap berpegang teguh pada Komitmen Netralitas TNI dan menghindari sikap dan perilaku yang menjurus pada politik praktis. TNI bersikap netral dan melaksanakan tugas pengamanan sesuai dengan prosedur yang berlaku,” tegasnya.
Panglima TNI mengatakan dalam merespons dan menyikapi kompleksitas permasalahan tersebut, kepada seluruh Komandan Satuan di jajaran TNI agar memperkuat kualitas mental ideologi Prajurit TNI sebagai insan prajurit sejati yang berahlak mulia, setia, memegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI serta sebagai perekat kemajemukan.
Di sisi lain, Panglima TNI menyampaikan bahwa tuntutan dan tantangan tugas ke depan tidak semakin ringan dan dinamika perubahan lingkungan strategis yang sedemikian cepat terkait dengan konstelasi global kontemporer, menghadirkan berbagai bentuk ancaman nyata yang bersifat asimetris, proksi dan hibrida menjadi sedemikian sulit diprediksi.
Dinamika perubahan tersebut menuntut TNI untuk mentransformasi diri menjadi suatu organisasi yang profesional, modern, dan tangguh, dengan SDM berbasis kompetensi untuk mencapai standar kemampuan dan profesionalisme, berjiwa satria, militan, loyal dan profesional sehingga mampu menghadapi berbagai bentuk ancaman nyata.
“Untuk menuju TNI yang profesional, modern, dan tangguh tersebut, diperlukan implementasi proses rekrutmen yang bersih, transparan, humanis dan bebas KKN,” kata Panglima TNI melalui siaran pes Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa.(fri/jpnn)