Jago PDIP di Jogja Teken Kontrak Politik dengan Relawan
jpnn.com - jpnn.com - Pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan di pilkada Kota Jogja, Imam Priyono-Achmad Fadli menandatangani kontrak politik dengan organisasi relawan pendukung, Minggu (5/2). Ada kelompok relawan bernama Komunitas Jogja Bangkit yang mendukung duet bernomor urut satu itu.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Komunitas Jogja Bangkit terdiri dari berbagai latar belakang. Ada akademisi, budayawan hingga ahli yang menyodorkan kontrak politik bertema Gerakan Jogja Berbudaya ke Imam-Fadli.
Hasto yang menyaksikan penandatanganan kontrak politik di Rumah Aspirasi Imam-Fadli menuturkan, dukungan Komunitas Jogja Bangkit tentu sangat berharga bagi duet yang diusung oleh koalisi PDIP dan NasDem itu. Menurutnya, kontrak politik itu semakin memiliki bobot dan legalitas yang harus dilaksanakan bila kelak Imam-Fadli terpilih.
“Apalagi penandatangan disaksikan unsur masyarakat dan mahasiswa. Sebagai sekjen partai, saya akan mendorong hal itu bisa dilaksanakan,” ujar Hasto.
Orang kepercayaan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menegaskan, kontrak politik itu juga menunjukkan keinginan warga untuk menjadikan Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Indonesia. “Yogyakarta memiliki rekam jejak sejarah, kota pendidikan dan dengan seluruh nilai budayanya menjadi taman sarinya Indonesia,” papar Hasto.
Ada sembilan hal yang disepakati untuk diwujudkan jika kelak Imam-Fadli terpilih memimpin Kota Jogja. Yakni mewujudkan pemerintahan yang bersih berbudaya, pendidikan untuk semua, kesehatan untuk semua, ekonomi kreatif berkelanjutan, kota hijau hemat energi, tata ruang menuju kota berkelanjutan, aksesibiltas dan konektivitas, pariwisata berbasis budaya, serta teknologi untuk kesejahteraan warga.
"Kontrak politik ini sebagai komitmen mewujudkan Kota Jogja berbudaya, kota revolusi dan kota pendidikan bagi semua yang berbasis kebudayaan,” tegas Hasto.
Sedangkan Wulfram Ervianto dari perwakilan Komunitas Jogja Bangkit menyatakan Gerakan Jogja Berbudaya menawarkan alternatif solusi bagi kota gudeg itu di masa depan. Menurutnya, Yogyakarta harus kembali ke ruh awalnya sebagai kota yang bertumpu pada akar budaya dengan nilai filosofisnya.
“Selain itu Yogyakarta harus memanfaatkan perkembangan teknologi untuk dipadukan dengan nilai budaya Jawa sehingga kota bisa menjadi jadi kota cerdas berbasis budaya," kata Wulram.
Sedangkan Imam Priyono menyempaikan apresiasinya atas perhatian publik yang begitu besar terhadap proses kampanye selama pilkada. Imam pun semakin terpacu mewujudkan Jogja sebagai kota cerdas berbasis budaya. I
"Saya berterima kasih atas perhatian yang besar dan respons positif dari publik Yogyakarta,” ucapnya.(ysa/rmo/jpg)