Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jangan Abaikan Sarapan Saat Puasa Intermiten

Kamis, 29 November 2018 – 04:51 WIB
Jangan Abaikan Sarapan Saat Puasa Intermiten - JPNN.COM
Puasa. Foto:Nu.or.id

Dengan membantu Anda makan lebih sedikit dan membakar lebih banyak kalori, intermittent fasting menyebabkan penurunan berat badan dengan mengubah kedua sisi persamaan kalori. Studi menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat menjadi alat penurun berat badan yang sangat efektif.

Sering melewatkan sarapan

Hal yang keliru, orang-orang yang melakukan puasa intermiten sering kali melewatkan sarapan. Lalu, bagaimana jika orang tersebut melakukan puasa intermiten dengan metode 16 atau 24 dan terakhir makan pada malam hari? Kondisi ini membuat mereka mau tidak mau melewatkan sarapan, bukan?

Terkait hal ini, Ellie Krieger, kolumnis dan pemerhati masalah kesehatan dari The Washington Post punya jawabannya. Dia menulis bahwa jeda pengaturan makanan adalah yang harus diubah oleh setiap orang yang melakukan puasa intermiten.

Dalam hal ini, jika sering berpuasa pada malam hari, cobalah untuk memulainya pada pagi hari. Sebagai contoh, jika Anda melakukan metode 16 jam, cobalah berpuasa di sore hari agar Anda bisa sarapan keesokan harinya. Sementara, jika Anda melakukan metode 24 jam, makanlah di pagi hari untuk sarapan agar Anda bisa kembali makan keesokan harinya pada pagi hari.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan di pagi dan sore hari memiliki profil lemak darah yang lebih sehat dan kontrol gula darah yang lebih baik dibanding orang yang hanya makan pada sore hari. Selain itu, orang-orang yang sarapan cenderung memiliki asupan gizi keseluruhan yang lebih baik daripada mereka yang melewatkannya. Selain itu, sarapan membuat Anda bertenaga dan bisa melakukan aktivitas selama satu hari.

Studi lain juga menyebut bahwa sarapan sangat bagus, bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa. Orang-orang yang sarapan memiliki kognisi dan memori yang lebih baik daripada mereka yang melewatkannya. Otak hanya akan beroperasi lebih baik ketika ada makanan yang masuk ke perut daripada dalam kondisi perut kosong. Hal yang sama berlaku untuk olahraga.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan sebelum berolahraga, tampil lebih baik daripada mereka yang tidak. Banyak orang menjadi pusing dan lemah jika mereka mencoba berolahraga dengan perut kosong. Selain itu, penelitian dari University of Bath menunjukkan bahwa sarapan sebelum berolahraga dapat membantu tubuh memetabolisme karbohidrat lebih baik di kemudian hari.

Untuk metode 24 jam, Anda berarti berpuasa 24 jam penuh, tapi ini hanya dilakukan 1-2 kali dalam seminggu.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close