Jangan Gunakan Cara Kotor Mengumbar Hoaks
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi keberhasilan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya membongkar hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet yang ternyata menjalani operasi plastik di wajahnya.
Menurut Sahroni, upaya ini merupakan langkah Polri meredam gejolak akibat berita bohong. "Saya mengapresasi Polri dalam hal ini Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya karena sikap aktifnya menelusuri kebenaran penganiayaan tersebut. Ini menandakan Polri aktif membaca dinamika dan kegelisahan yang berpotensi lebih luas di masyarakat, terlebih jelang Pemilu Serentak 2019 mendatang,” kata Sahroni, Kamis (4/10).
Menurut Sahroni, cerita penganiayaan itu membuat banyak pihak baik politisi hingga aktivis mengeluarkan suara karena menganggap apa yang disampaikan Ratna Sarumapet adalah benar. "Kebohongan ini tentunya bisa berdampak luas lantaran banyaknya pihak yang ikut membela karena menganggap benar,” jelas Sahroni.
Politikus Partai Nasdem yang kembali maju sebagai calon legislator dari daerah pemilihan Jakarta III ini mengingatkan masyarakat Indonesia, termasuk koleganya di parlemen, untuk tak serta merta menelan informasi diterimanya.
Dua kubu pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden ditekankannya harus arif menggunakan materi yang dikampanyekan dengan tak menyerang atau memfitnah satu sama lain.
“Jangan gunakan cara kotor dengan menyebar kebencian ataupun fitnah yang membuat kegelisahan di masyarakat. Ayo kampanyekan program, bukan dengan menjelekkan kubu lawan,” ajak Sahroni.
Lebih lanjut Sahroni mengingatkan, Indonesia tengah berduka dengan berbagai rentetan bencana gempa bumi dan tsunami. Karena itu, Sahroni meminta para penebar hoaks untuk menghentikan kreativitasnya dengan turut memikirkan warga Indonesia yang tengah dilanda kedukaan.
“Duka akibat bencana gempa di NTB, Donggala hingga Palu yang disertai tsunami masih dirasakan masyarakat. Jangan lagi tambah kedukaan itu dengan keresahan akibat pernyataan ataupun infomasi menyesatkan yang dapat membuat masyarakat Indonesia saling curiga satu sama lain,” pungkasnya. (boy/jpnn)