Jangan Lupa, Anggoro Sering Sebut Nama Presiden
jpnn.com - JAKARTA -- Penangkapan Anggoro Widjojo di Shenzhen, Tiongkok, pada Rabu (29/1), patut diapresiasi. Itu karena Anggoro sudah menjadi buron selama lima tahun dalam kasus pengadaan sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) di Kementerian Kehutanan.
Anggota Komisi III DPR RI, Bambang Soesatyo, mengungkapkan, penangkapan itu harus diikuti dengan tindaklanjut dalam menuntaskan kasus turunannya. Baik itu testimony Antasari maupun kasus-kasus lain yang pernah mencuat.
"Dulu waktu diperdengarkan rekamannya di Mahkamah Konstitusi, nama presiden disebut-sebut nama persiden (Susilo Bambang Yudhoyono). Nah, KPK juga harus ungkap keterkaitannya," pinta Bambang ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (31/1).
Dikatakan, KPK harus menyelesaikan kasus yang melibatkan bos PT Masaro itu. Sebab, masyarakat mengetahui bahwa Anggoro tidak hanya pernah menyebut nama Presiden, tapi juga banyak nama besar lainnya dalam kasus yang dia hadapi.
"Ini sebagaimana kita pernah dengar atau kalau kita rewind lagi rekaman di MK banyak menyinggung nama-nama besar. Sehingga harus dibuka ditelusuri divalidasi siapa-siapa yang ikut bermain. Ada nama besar yang belum diputus," jelas Politikus Partai Golkar itu.
Terkait adanya dugaan bahwa penangkapan Anggoro sebagai upaya menutupi kasus Hambalang yang banyak menyeret politikus Partai Demokrat, Bamsoet melihat tidak begitu relevan karena penangkapan ini terjadi begitu saja.
Kalaupun penangkapan ini bagian dari rangkaian mengaburkan kasus besar lainnya, dia tidak begitu mempermasalahkan. Dia yakin masyarakat tidak akan lupa dengan kasus Hambalang.
"Soal upaya melarikan isu saya kira boleh-boleh saja mengaburkan, tetapi publik akan tetap menuntut kelanjutannya," tandas Bamsoet. (fat/jpnn)