Jangan Malu Punya Nama Asep
jpnn.com - JAKARTA - Paguyuban Asep Dunia (PAD) kini setidaknya memiliki 2.600 anggota yang tersebar di sejumlah daerah di dunia, sejak digagas tahun 2009 lalu.
Namun bukan berarti orang yang bernama Asep hanya sejumlah angka tersebut, mengingat Asep yang berasal dari kata Kasep, memiliki makna begitu dalam bagi orang Sunda. Hanya saja diakui, belakangan pemberian nama Asep mulai berkurang.
"Karena itu dengan adanya PAD, intinya memotivasi namanya asep, meningkatkan semangat dan kebanggaan dan perannya. Jadi jangan sampai ada Asep yang minder, malu, karena merasa namanya cukup pasaran. Padahal sebenarnya bukan pasaran, sebab orangtua mengharapkan anaknya ganteng," ujar Anggota Pembina PAD, Masma TNI Asep Chaeruddin, kepada JPNN, Sabtu (14/11).
Selain itu, menurut pria yang kini mengabdi di Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) ini, orangtua memberi nama anaknya Asep, karena menginginkan agar memiliki akhlak yang baik.
"Jadi Asep ini simbol kemuliaan dan keagungan nama di Sunda. Salah satu kebanggaan orang Sunda, anaknya menjadi anak yang baik, soleh dan berakhlak mulia. Jadi kalau orang mau meninggikan derajat seseorang itu memanggilnya dengan sebutan asep," ujarnya.
Selain ingin memotivasi agar orang Sunda tetap memberi nama anaknya dengan nama Asep, PAD kata Asep, juga ingin menggaungkan bahwa nama tersebut diabadikan menjadi simbol dan karakteristik khas orang Sunda.
"Jadi nama Asep itu menjadi simbol dan karakteristik. Di mana pun berada, kalau namanya Asep itu khas Sunda. Tapi memang ada Asep yang bukan berasal dari Sunda. Bahkan ada yang perempuan. Saya tidak tahu alasan pemberian nama bagi mereka, tapi kemungkinan ada sejarah atau kesan tertentu," ujarnya.
Pandangan senada juga dikemukakan Presiden PAD, Asep Kambali. Menurutnya, motivasi yang ada membawa PAD beberapa waktu lalu bahkan sampai menggelar Konferensi Asep-Asep (KAA) beberapa waktu lalu. (gir/jpnn)