Jelang G-20, Kominfo Gencar Rumuskan Strategi Komunikasi Publik dan Massa
“Komunikasi publik yang baik dan menciptakan opini publik yang positif, serta diharapkan juga dapat mengedukasi masyarakat untuk jauh lebih bijak dalam mengkonsumsi informasi publik khususnya terkait isu – isu pemerintah yang disajikan oleh media,” tambah Widodo.
Sementara, Nyarwi Ahmad menilai masih kurangnya apresiasi terhadap upaya pemerintah yang sedang mempersiapkan G-20.
Hal ini, menurutnya, disebabkan karena masyarakat terbiasa dengan isu domestik dibanding isu-isu internasional seperti presidensi G-20.
Di Indonesia, kata Nyarwi isu internasional masih minim menjadi perbincangan.
“Kita itu di Indonesia (masyarakat) 90% pembahasannya masih domestik politik. Sedangkan G-20 adalah internasional politik di mata banyak orang. Makanya, publik itu kadang kala banyak kurang mengapresiasi dan memahani pentingnya Indonesia dalam G-20 ini,” ujarnya.
Berangkat dari hal itulah menurutnya peran media penting untuk pelan-pelan menggeser topik pembicaraan di masyarakat, agar bisa mengikuti isu politik internasional.
“Nanti, meskipun pemerintahan berganti, kalau sistem komunikasi publiknya bagus, nanti tinggal melanjutkan saja. Ibaratnya sudah ada platform-nya. Kalau nanti sudah bagus, nanti tinggal dilanjutkan dan nanti semakin hari, semakin di perbaiki dan tinggal menyesuaikan sesuai kondisi yang ada kelak,” sambung Andre.(chi/jpnn)