Jembatan Comal Ambles Lagi, Perbaikan Sampai Oktober
JAKARTA - Jembatan Comal Pemalang Jawa Tengah kembali bermasalah. Setelah sempat ambles H-7 (18/7) sebelum lebaran bulan lalu, kini ambles lagi. Kerusakan itu disebabkan karena jembatan tidak mampu lagi menahan muatan kendaraan yang melintas setiap harinya.
Dari data yang dihimpun, kerusakan terdapat di jembatan sisi utara. Tepatnya pada timbunan oprit atau jalan pendekat jembatan. Bagian bawah oprit melengkung ke bawah. Diperkirakan penurunannya mencapai 10 - 20cm lebih. Dikhawatirkan jika tidak segera diatasi maka akan membahayakan pengendara yang melintas di jembatan yang menghubungkan antara Pemalang dan Pekalongan itu.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Djoko Murjanto ketika dikonfirmasi membenarkan jika jembatan Comal menaglami penurunan. Dia mengatakan pada hari Kamis (7/8) lalu dia sudah mendapatkan laporan dari tim Bina Marga Kementerian PU.
Dalam laporannya tim itu menjelaskan telah mengamati adanya penurunan di Jembatan Comal. "Penurunan pada timbunan oprit atau jalan pendekat," jelasnya.
Menurut dia, penyebab kerusakan itu yakni banyaknya kendaraan berat yang melintas di jembatan Comal. Murjanto mengaku, tak sedikit kendaraan yang melintas bebannya melebihi yang ditetapkan oleh pemerintah. "Banyak kendaraan yang bebannya diatas 10 ton melintas di jalan itu. Ya rusak," ucapnya.
Dia menambahkan, jembatan Comal sebenarnya belum bisa digunakan secara normal. Sebab nmasih dalam tahap perbaikan. Saat ambles pada bulan puasa lalu, Kementerian PU hanya memasang jembatan darurat.
Konsekuensinya, jembatan itu tidak boleh dilewati kendaraan dengan beban berlebih. "Namun tetap saja aturan dilanggar. Banyak kendaraan berat yang melintas," kesalnya.
Kini, saat ini petugas sedang berusaha membuat jembatan kembali normal. Perbaikan seperti leveling atau perataan jalan terus dikebut. Dia mentargetkan jembatan itu kembali normal secepatnya. Pasalnya jalur itu merupakan jalur logistik dan angkutan.
Selain itu, kata dia, Kementerian PU meminta angkutan barang untuk mematuhi aturan. Yakni dengan masuk terlebih dahulu ke jembatan timbang di setiap daerah. Jika terbukti barang bawaan melebihi 10 ton, maka harus diturunkan. "Jika kelebihan beban harus diturunkan. Jangan membayar retribusi pada petugas sehingga kendaraan bisa tetap jalan," terangnya.
Senada dengan Murjanto, Kepala Pusat Komunikasi Kementerian PU, Djoko Mursito mengatakan penurunan jembatan itu sudah bisa diatasi oleh petugas. Kini pekerja focus untuk membenahi isi jalan yang rusak itu. "Hanya turun sedikit. Tidak parah," ungkapnya.
Pihaknya mengatakan, perbaikan itu tidak akan menganggu lalu-lintas. Karena penegrjaan hanya overlay. Kendaraan tetap bisa melintas di jalan itu. Dengan catatan, hanya kendaraan ringan seperti mobil pribadi dan sepeda motor.
Sedangkan kendaraan berat dialihkan ke jalur alternatif seperti saat arus mudik dan balik. Yakni lewat Tegal. "Kendaraan masih bisa melintas. Namun kami tetap terapkan buka tutup jalan. Sebab jembatan yang kedua (sisi selatan) belum selesai dikerjakan. Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan Gubernur Jateng," tuturnya.
Selain memperbaiki jembatan yang melengkung ke bawah itu, Kementerian PU juga terus terus membangun jembatan di sisi selatan. Mursito mengatakan perbaikan permanen jembatan Comal diperkirakan selesai dua bulan lagi yakni akhir Oktober. "Jembatan itu akan bisa digunakan lagi awal November tahun ini," ujarnya.
Seperti yang diberitakan jembatan Comal kembali ambles. Kerusakan itu merupakan yang kedua kalinya dalam tahun ini. Bulan lalu Jembatan Comal ambles akibat pondasi jembatan yang keropos lantaran diterjang banjir. Kali ini jembatan itu rusak karena kelebihan muatan. (aph)