Jembatan Rusak, Sulit Bawa Bantuan ke Korban Gempa Lombok
jpnn.com, JAKARTA - Penanganan korban terdampak gempa Lombok berkekuatan 7 SR pada Minggu (5/8), masih menemui banyak kendala, terutama para pengungsi yang tersebar di banyak titik.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan bahwa ribuan pengungsi tersebar di banyak tempat dan belum semua memperoleh bantuan.
"Pengungsi masih berada di lapangan dan di halaman rumahnya sebagai pengungsi mandiri. Penanganan terkendala beberapa hal yaitu terbatasnya alat berat, luasnya daerah yang terdampak," kata Sutopo saat merilis perkembangan penanganan gempa Lombok, di Jakarta, Senin (6/8).
Pascagempa yang sementara ini telah menelan 91 korban meninggal, listrik masih padam di Lombok Utara dan Lombok Timur, serta saluran komunikasi mati.
Kerusakan tiga jembatan di daerah itu juga menjadi kendala tersendiri.
"Rusaknya jembatan di tiga tempat yaitu Jembatan Tampes, Jembatan Lokok Tampes dan Jembatan Luk yang menyebabkan aksesibilitas terganggu, terbatasnya ketersediaan logistic dan lainnya," ungkap Sutopo.
Saat ini tim SAR gabungan terus berupaya menangani dampak pascagempa. Masa tanggap darurat juga telah diperpanjang hingga 11 Agustus 2018 baik di Provinsi NTB, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur. Tambahan personel dan logistik terus dikirimkan ke lokasi pengungsian.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah permakanan khususnya makanan siap saji, air mineral, air bersih, tenda, terpal, tikar, selimut, pakaian. Kemudian makanan penambah gizi, layanan trauma healing, dapur umum, obat-obatan, pelayanan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi.(fat/jpnn)