Jenderal Nomor Satu Amerika Menyesal Terlibat Aksi Pencitraan Donald Trump
jpnn.com, WASHINGTON - Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley mengaku menyesal ikut serta dalam sesi foto Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di luar sebuah gereja dekat Gedung Putih pekan lalu.
"Saya seharusnya tidak berada di sana. Kehadiran saya pada saat itu dan dalam suasana seperti itu menciptakan persepsi bahwa militer terlibat dalam politik domestik," kata Milley dalam pesan yang direkam untuk upacara kelulusan di Universitas Pertahanan Nasional di Washington DC.
"Sebagai seorang perwira dan berseragam, itu merupakan kesalahan yang saya sadari. Dan saya sangat berharap kita semua bisa belajar dari kesalahan itu," tambah sang jenderal.
Pekan lalu, perwira tertinggi di milter AS itu difoto tengah berjalan bersama Trump menuju Gereja Episkopal St. John. Peristiwa itu terjadi di tengah maraknya aksi unjuk rasa antirasisme di seantero AS yang dipicu kematian pria kulit hitam, George Floyd.
Setelah kepolisian federal dan Garda Nasional menghalau para pengunjuk rasa dari area itu, Trump berdiri di depan gereja, memegang Alkitab, dan berfoto beberapa kali sebelum kembali ke Gedung Putih.
Selain Milley, Menteri Pertahanan Mark Esper, Jaksa Agung William Barr, dan sejumlah pejabat Gedung Putih turut mendampingi Trump ke gereja itu.
Kejadian tersebut menuai kritik dari sejumlah mantan pejabat militer, termasuk James Mattis, mantan menteri dalam kabinet Trump. Dia peristiwa itu sebagai sesi foto yang aneh untuk seorang panglima tertinggi terpilih.
Sebagai tanggapan, Trump mengecam Mattis, menyebutnya jenderal yang paling dibesar-besarkan di dunia. Trump juga menyatakan Mattis tidak becus dalam menjalankan pekerjaannya sebagai menteri. (xinhua/ant/dil/jpnn)