Jokowi Berpotensi Kalah Jika JK-AHY Bisa Berduet
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin memprediksi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 santat mungkin diikuti tiga kontestan. Menurutnya, di luar koalisi pengusung Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, sangat mungkin muncul duet Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyon (JK-AHY)
"Kalau ini yang terjadi, maka kemungkinan besar Pilpres 2019 nantinya bakal dua putaran. Saya memprediksi suara akan terbagi tiga, sebagian pendukung Prabowo dan sebagian pendukung Jokowi akan beralih ke JK-AHY," ujar Said kepada JPNN, Selasa (3/7).
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) itu menambahkan, jika suara terbagi tiga maka kemungkinan tidak ada pasangan calon yang meraih suara di atas 50 persen dengan sebaran di setengah jumlah provinsi dan perolehan di masing-masing provinsi 20 persen. Dengan demikian, pilpres akan berlanjut ke putaran kedua.
"Parpol pendukung paslon yang kalah di putaran pertama tentu akan menentukan sikap. Bargaining position-nya malah lebih tinggi, karena dua paslon yang berlaga sangat membutuhkan dukungan dari yang kalah untuk memenangi putaran kedua," ucapnya.
Said memprediksi Jokowi sebagai petahana akan masuk putaran kedua. Namun, dalam prediksinya, siapa pun yang menjadi penantang Jokowi di putaran kedua Pilpres 2019 akan berpotensi menang.
"Jokowi lebih berpotensi kalah dibanding menang jika pilpres dua putaran. Berbeda kalau satu putaran, Jokowi lebih berpotensi menang. Karena dua putaran itu waktunya lebih panjang, pemilih bisa menilai hasil putaran pertama. Itulah yg terjadi di Pilgub DKI, pendukung AHY-Sylvi memberi suara lebih banyak ke Anies Baswedan-Sandiaga Uno," pungkas Said.(gir/jpnn)