Jokowi Mengaku Pahami Situasi Tonny Abbot soal Bali Nine
jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara tentang pembicaraannya melalui telepon dengan Perdana Menteri Australia, Tonny Abbott pada Rabu lalu (25/2). Namun, Jokowi -sapaan Joko Widodo- tak mau membuka isi pembicaraannya dengan Abbott.
Meski Abbot menyebut pembicaraannya terkait dua warga negara Australia, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang akan dieksekusi mati di Pulau Nusakambangan, namun Jokowi tetap melontarkan jawaban diplomatis. Jokowi justru meminta publik menafsirkan sendiri.
"Saya ditelepon. Saya jawab bahwa saya tahu situasi di Australia, saya mengerti apa situasinya Perdana Menteri Abbott, saya sampaikan seperti itu. Tafsirannya seperti apa ya saya enggak tahu," kata Jokowi saat blusukan di Pasar Burung Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu, (28/2).
Abbott dalam wawancaranya kepada media Australia mengaku bahwa presiden telah melunak terhadap Australia atas pembahasan terkait hukuman mati pada duo Bali Nine Syuran Sukumaran dan Andrew Chan. Namun, presiden menampik itu. Ia menyatakan hanya mengerti kondisi di Australia saat ini. Namun, ia tak tahu penafsiran Abbott atas pembicaraan telepon itu.
"Saya sampaikan, saya mengerti situasi di Australia. Saya mengerti situasi Perdana Menteri Abbott. Kata-katanya melunak, tapi kan nanti tindakannya (Indonesia) dilihat," tegas presiden.
Seperti diberitakan Sydney Morning Herald, Kamis (26/2), Abbott justru menyebut Jokowi secara hati-hati memertimbangkan posisi Indonesia terhadap dua WN Australia yang dikenal dengan julukan Duo Bali Nine itu. Abbott dalam dalam pembicaraan per telepon itu memohon ke Jokowi agar Duo Bali Nine diampuni. Dengan demikian, Chan dan Sukumaran yang permohonan grasinya telah ditolak bisa terbebas dari hukuman mati.
Abbott mengaku mendapat sinyal positif dari pembicaraan dengan Jokowi. “Presiden (Jokowi, red) sangat memahami posisi kita dan saya pikir dia sangat hati-hati tentang posisi Indonesia,” katanya kepada wartawan di Canberra.(flo/jpnn)