Jubir Jokowi-JK Sebut Hatta Tak Punya Political Will Majukan Riset dan Iptek
jpnn.com - JAKARTA - Anggapan bahwa Hatta Rajasa tampil sebagai jawara dalam debat antara calon wakil presiden yang digelar Minggu (26/6) ditepis oleh kubu Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Menurut Juru Bicara Tim Pemenangan Jokow-JK, Hasto Kristiyanto, tak ada nilai plus dari paparan Hatta dalam debat bertema Pembangunan Sumber Daya Manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi itu.
Hasto mengatakan, Hatta yang pernah punya pengalaman sebagai menteri riset dan teknologi justru tak punya konsep yang implementatif soal pengembangan teknologi di Indonesia. “Bagi Hatta Rajasa, berbicara riset seolah memindahkan istilah asing untuk dipakai di Indonesia,” kata HAsto tadi malam.
Menurutnya, Hatta tetap menjual retorika dengan bumbu istilah-istilah asing agar kelihatan intelek. “Itulah yang menjadi kesalahan mengapa riset yang dilakukan Hatta ketika menjadi menristek hanya berhenti pada pembuatan undang-undang,” katanya.
Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu menegaskan, hasil kepemimpinan Hatta saat jadi menristek juga tak dirasakan. Bahkan, lanjutnya, Hatta ketika menjadi menteri perhubungan melakukan langkah kontraproduktif karena mengimpor kereta dari Jepanhg.
“INKA (PT Industri Kereta Api, red) mampu membuat gerbong kereta api. Tapi Pak Hatta melakukan hal yang kontraproduktif ketika memutuskan untuk impor gerbong bekas kereta api dari Jepang,” pungkasnya.
Hasto pun menganggap Hatta tak punya kemauan politik untuk memajukan riset dan teknologi di dalam negeri. Bahkan, kata Hasti, mestinya Hatta juga mengembangkan riset di bidang rancang bangun kilang minyak yang sudah sangat diperlukan.
“Riset di bidang transportasi publik boleh jadi meningkat ketika Hatta memimpin. Namun dengan memilih impor gerbong KA tersebut, dampaknya adalah mematikan proses produksi di Industri Kereta Api Indonesia. Demikian halnya dalam energi, keasyikan untuk mengimpor minyak menjadi lupa implementasi riset di dalam rancang bangun kilang minyak,” jelasnya.(ara/jpnn)