'Jujur, Sejak Itu Saya Bangkrut'
’’Lihat tren di sana seperti apa. Kenali pula psikologi masyarakatnya,’’ jelas alumnus SMAN 79 Jakarta itu.
Selain mangkal, Joko juga kerap diundang berjualan di berbagai event. Namun, dia mengingatkan agar pengusaha food truck tidak mengandalkan event saja. Yang utama adalah jualan reguler.
Suami Febri Mutia, 41, itu membuat rumus khusus dalam berbisnis lewat food truck. Yakni rumus PEPS (product, equipment, people, dan system).
Dia juga memperhatikan detil, khususnya pada sektor keselamatan. Dia selalu merekomendasikan agar setiap food truck memiliki minimal satu alat pemadam api ringan (APAR) berukuran tiga liter. Begitu pula dengan sistem kelistrikan.
’’Kalau peralatanmu menggunakan listrik 1.000 watt, boleh nggak pakai kabel yang untuk 200 watt? Nggak boleh, kan,’’ tambah dia.
Faktor keselamatan menjadi penting karena akan berpengaruh kepada reputasi food truck. Dia membuat analogi, bila salah satu restoran di sebuah mall terbakar, orang akan tetap pergi ke mall dengan mengunjungi restoran lain.
’’Tapi kalau food truck kita yang terbakar, apa iya orang masih percaya untuk makan di food truck?’’
Joko memilih makanan luar negeri sebagai menu untuk food truck miliknya. Alasannya sederhana. Bila dia berjualan makanan Indonesia, hampir pasti dia akan kalah dengan warung atau restoran yang sudah punya tempat permanen. Selain itu, dalam hal penyajian, dia juga harus berkejaran dengan waktu.