Jupe, Marshanda, dan Wawan Harissa Tegaskan Perang Pada Narkoba
jpnn.com - Semakin bahayanya narkoba membuat banyak pihak tergerak untuk melakukan aksi nyata perang terhadap barang haram itu. Kemarin, bertempat di Bebek Goreng Harissa Merr Surabaya, dilakukan pra pengukuhan organisasi Generasi Peduli Anti Narkoba (GPAN) DPW Jawa Timur dan DPC Surabaya.
Beberapa tokoh ikut serta di dalamnya, di antaranya pengusaha kuliner Wawan Sugianto, dai muda Zahrul Azhar, serta nama-nama beken lainnya. Hadir dalam avcara tersebut Brigjen Pol Siswandi selaku Pembina, Ketum GPAN Bob Hasan, dan duta anti narkoba artis Marshanda dan Julia Perez atau yang akrab disapa Jupe.
"Bahkan anak saya sendiri jadi terpengaruh untuk mengkonsumsi barang haram tersebut. Oleh karena itu, saya terlecut dan menghibahkan nyawa pribadi di organisasi ini agar tidak ada lagi remaja yang terkena narkoba," kata Wawan yang memang anak sulungnya, M. Harissa terkena kasus narkoba.
Menurutnya, organisasi GPAN tidak boleh menjadi tempat berkumpulnya penjahat dan menjadi pengemis dengan meminta sumbangan ke pejabat. Wawan sendiri mengaku sudah meminta kepada teman-temannya untuk menjadi donatur dalam GPAN.
"Saya bukan dendam anak saya tertangkap. Saya sudah ikhlas bahkan kini dia (M Harissa red) sudah mandiri dan jiwa sosialnya tinggi di dalam penjara. Setiap hari saya kirim 50 bebek untuk dibagikan kepada teman-teman satu selnya," ujar Wawan.
Sementara Julia Perez mengaku gembira dengan adanya GPAN tersebut. Menurutnya, bahaya narkoba dapat menyerang siapa saja. Bahkan dirinya pernah ditawarin untuk mengkonsumsi narkoba namun ditolaknya.
"Sebisa mungkin harus memerangi narkoba. Dengan mengikuti GPAN, saya harap keinginan untuk memerangi narkoba dapat tersampaikan," kata Jupe.
Ketua DPW GPAN Jatim Zahrul Azhar mengatakan jika provinsi Jatim masuk menjadi 3 besar mengkonsumsi narkoba setelah ibu kota Jakarta dan Jawa Barat. Dari data yang dimilikinya, terdapat 4,7 juta jiwa di Indonesia yang mengkonsumsi narkoba dan menjadi ladang subur peredaran narkotika dari luar negeri.
"Data kami ada 2,2 persen remaja dari jumlah penduduk Jatim yang mengkonsumsi narkoba. Dan kami tidak ingin jumlah ini bertambah. Yang belum kena agar tidak terkena jeratan sedangkan yang sudah terjerat akan kami rehabilitasi di pondok pesantren," pungkas Zahrul. (JPNN/pda)