Jurnalis Ikut Unjuk Rasa untuk May Day
jpnn.com - JAKARTA -- Puluhan jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) turut meramaikan peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Bundaran HI, Jakarta, Kamis, (1/5). Dalam aksinya, para jurnalis mengingatkan perusahaan media harus memberikan contoh untuk memenuhi aturan yang mengharuskan penyampaian laporan keuangan tahunan ke publik. Terutama perusahaan media yang berbentuk badan hukum Perusahaan Terbuka, atau yang memiliki total aktiva perusahaan sebesar Rp 25 miliar.
Ini disampaikan berdasarkan Keputusan Menperindag No. 121/tahun 2002 tentang Ketentuan Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan mengharuskan perusahaan dengan kriteria tertentu.
"Kriterianya salah satunya untuk menyerahkan laporan keuangan perusahaannya ke Kementerian Perdagangan. Sampai sekarang masih banyak pelanggaran karena tidak jelasnya sanksi," kata Ketua AJI Jakarta Umar Idris dalam orasinya.
Dalam aksinya, AJI mengusung tema “Jurnalis Tolak Jadi Alas Kaki Pemilik Media!" Mereka mengusung sebuah replika sepatu raksasa, sebagai simbol pada demonstrasi di Hari Buruh besok. Sepatu raksasa itu diarak keliling sekitar Bundaran HI.
AJI juga mengingatkan perusahaan media agar memberikan gaji bulanan yang layak untuk pekerjanya. Hal ini karena upah pekerja dianggap belum layak dan masih di bawah standar sesuai Kepmenperindag No. 121/tahun 2002.
Menurut perhitungan AJI, upah layak untuk wartawan pemula di Jakarta pada 2014 sebesar Rp 5,7 juta per bulan. Namun sayangnya, dari 55 media di Jakarta yang disurvei baru-baru ini, sebagian besar perusahaan media menggaji wartawannya yang baru setahun bekerja hanya sekitar Rp 3 juta per bulan.
"Kami ingin menghimbau khususnya perusahaan media yang memberikan gaji di bawah standar untuk memenuhi Kepmenperindag 121/tahun 2002 sebagai bentuk keterbukaan dan pertanggung jawabannya kepada pegawai dan publik," tandas Umar. (flo/jpnn)