Kabar Terbaru Perseteruan Taylor Swift Vs Big Machine, Makin Panas
jpnn.com - Drama perseteruan Taylor Swift, Scooter Braun, dan mantan labelnya, Big Machine Records, semakin panas. Kemarin, Rabu (3/6) pengacara Swift, Donald Passman, membantah bahwa Swift pernah diberi kesempatan untuk membeli karya musiknya.
''Scott Borchetta (CEO Big Machine Records, Red) tidak pernah memberi Taylor Swift kesempatan untuk membeli masternya atau labelnya langsung dengan cek seperti yang dia lakukan kepada orang lain,'' kata Passman dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir dari USA Today.
Setelah keluar dari Big Machine Records, Swift bergabung dengan Universal Music Group tahun lalu. Meski begitu, dia tidak bisa 100 persen lepas dari label yang telah bekerja sama dengannya sejak usia 15 tahun itu.
BACA JUGA: Taylor Swift dan Kegelisahan Musisi yang Tak Bisa Miliki Karya Sendiri
Sebab, Big Machine memegang kendali atas enam album Swift sebelumnya. ''Aku keluar karena aku tahu, sekali aku menandatangani kontrak itu, Scott Borchetta akan menjual labelnya. Itu berarti menjual aku dan labelku,'' tulisnya.
Label itu kemudian diakuisisi Ithaca Holdings milik Braun. Termasuk di dalamnya katalog musik milik Swift yang kabarnya terjual USD 300 juta (Rp 4,2 triliun). Swift tidak terima.
Borchetta menanggapi hal itu dengan merilis sebuah statement di website Big Machine. Dia menulis bahwa dirinya sudah memberi tahu Swift soal akuisisi oleh Ithaca Holdings tersebut.
''Taylor punya setiap kesempatan untuk memilikinya. Bukan hanya master recording, tapi juga setiap video, fotografi, dan semua yang berkaitan dengan karirnya. Dia memilih pergi,'' tulis Borchetta. (USA Today/Hollywood Reporter/adn/c6/nda)