KAHMIPreneur Desak Polri Lindungi Pedagang dan Pusat Ekonomi di Papua
jpnn.com, JAKARTA - Founder KAHMIPreneur Kamrussamad turut prihatin dengan kerusuhan yang terjadi di Papua. Menurutnya, kerusuhan ini berdampak nyata terhadap perekonomian masyarakat.
“Dampak kerusuhan ini nyata, contoh di Manokwari ada pemilik fotokopian (Parnadi) rugi 200 juta karena mesin fotokopiannya hancur. Pertokoan, warung dijarah, dirusak dan dibakar, serta tutupnya berbagai Pusat Pusat ekonomi termasuk Pasar,” ungkap Kamrussamad di acara LK II HMI Sinjai, di Aula Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD), Kabupaten Sinjai, Sabtu (24/8).
KAHMIPreneur mendesak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk memberikan perlindungan terhadap pedagang pasar, nelayan dan buruh harian yang berkaitan dengan perekonomian warga.
Aksi teror sekelompok bersenjata di Pasar Cebama Wamena Jayawijaya, Papua, Jumat Pagi (23/8) lalu, telah menciptkan rasa ketakutan terhadap pedagang dan pelaku ekonomi lainnya. Sehingga sangat berpotensi menggangu perekonomian daerah.
BACA JUGA: KEK Mandalika Didorong Pacu Perekonomian Daerah
“Penggerak ekonomi sektor riil di Papua adalah sebagaian besar para pendatang dari berbagai pelosok tanah air, mereka telah berkontribusi membuka lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu wajib polri memberikan perlindungan pelaku perekonomian daerah. Jangan sampai kios, warung dan toko tutup karena merasa tidak aman,” sambung Kamrussamad.
Sejak Senin (19/8), unjuk rasa yang berujung kerusuhan terjadi di Manokwari dan Jayapura, kemudian menjalar ke Sorong, Fakfak dan Timika. Pengunjuk rasa menentang tindakan rasis dan diskriminasi yang diterima sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.
Sejumlah agen perjalanan wisata yang tergabung dalam Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Papua telah melaporkan kerugian sekitar 300 juta rupiah karena penurunan wisatawan pascakerusuhan di Papua dan Papua Barat. (mg8/jpnn)