Kalimas Dangkal, Waspada Banjir
Jika tidak segera ada penanganan, ancaman banjir mengintai saat puncak musim hujan pada Januari-Februari 2014. Jawa Pos melihat, pendangkalan Kalimas di sekitar Pasar Keputran, misalnya, cukup parah. Air hanya setinggi pinggul lelaki dewasa. Padahal, normalnya kedalaman Kalimas mencapai lebih dari 1,5 meter.
Pendangkalan itu tidak hanya disebabkan oleh material lumpur yang melimpah. Tetapi juga lantaran tumpukan sampah di dasar Kalimas. Ironisnya, belum terlihat upaya untuk mengurangi pendangkalan tersebut. Anggota Komisi C DPRD Surabaya Alim mengakui, pengerukan dasar Kalimas itu memang sangat mendesak. "Musim hujan sudah tiba, jangan sampai terjadi banjir,'' katanya.
Namun, yang paling utama adalah partisipasi masyarakat untuk ikut menjaga Kalimas. Dia mengatakan, anggaran untuk pengerukan yang selama ini dilakukan oleh orang luar Surabaya sebaiknya dialokasikan untuk warga yang tinggal di sekitar Kalimas. "Warga di sekitar Kalimas harus diajak untuk mengeruk kali tersebut,'' ujarnya.
Menurut Alim, karena warga sendiri yang mengeruk, kebiasaan mereka membuang sampah ke Kalimas bisa dihilangkan. "Mereka akan sungkan membuang sampah,'' papar politikus Partai Demokrat tersebut.
Sementara itu, Staf Data dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Eko Prasetyo mengatakan, puncak musim hujan kali ini akan terjadi pada Januari dan Februari. "Debit airnya tidak bisa diprediksi," jelasnya. Namun, lanjut dia, kondisi akan sangat mengkhawatirkan jika tidak ada kesiapan saluran dan pengerukan kali. Dia mengatakan, banjir parah bisa saja terjadi. "Kesiapannya yang harus dimatangkan,' paparnya. (idr/mas/ib)